Hai to Gensou no Grimgal [level 1] bab 20

Thursday, May 5, 2016

Tidak Cukup Bangga Dengan Sebutan Pembasmi Goblin

Mereka bangun seiring berbunyinya dentang lonceng pukul enam pagi, kemudian sarapan sembari bersiap-siap untuk menjalani hari ini. Pada pukul delapan, mereka menuju Gerbang Utara Altana untuk bertemu dengan Mary, kemudian pergi menuju Kota Tua Damroww. Peta yang mereka buat masihlah belum lengkap, sehingga mereka berusaha menambahkannya sembari berburu Goblin.

Pada level seperti sekarang ini, mereka bisa menangani sekelompok yang terdiri dari 3 ekor Goblin dengan sedikit kesulitan, namun setidaknya, mereka sanggup meminimalisir resiko. Namun beda ceritanya ketika mereka menghadapi tipe Goblin ringan dan lincah, yang pandai menghindari serangan. Jika bertemu dengan monster seperti itu, mereka harus ekstra hati-hati. Dan juga, lama-kelamaan mereka akan semakin sering menghadapi Goblin yang dilengkapi oleh senjata jarak jauh; biasanya senjata tersebut berupa busur pendek. Namun, anak panah yang ditembak oleh senjata tersebut tidak memiliki kecepatan tinggi dan kekuatan menusuknya juga lemah, sehingga mereka tak perlu terlalu mengkhawatirkannya.

Sebaliknya, busur silang adalah senjata yang harus mereka waspadai. Suatu tembakan jitu dari busur silang akan menghabisi nyawa musuh secara langsung. Goblin berarmor juga kadang-kadang menyebabkan masalah, karena beberapa dari mereka sangatlah kuat. Meremehkan mereka adalah kesalahan besar.

Paling banyak, mereka bisa menangani sekelompok Goblin yang terdiri dari 4 ekor. Meski begitu, mereka lebih memilih untuk melewatkan kelompok 4 Goblin, kecuali jika situasi sangatlah menguntungkan bagi mereka. Dan jika berpapasan dengan kelompok yang terdiri dari 5 ekor Goblin, mereka bahkan berpura-pura tak melihat. Dan ketika bertemu dengan kelompok Goblin yang terdiri dari 6 ekor atau bahkan lebih, maka mereka akan menandai lokasi tersebut sebagai wilayah kekuasaan keluarga Goblin…. atau wilayah klan Goblin, atau sejenisnya. Daerah-daerah tersebut berisi penuh dengan populasi Goblin, dan memasuki daerah tersebut sama saja dengan memasuki wilayah kekuasaan singa yang sedang lapar.

Goblin yang berkeliaran sendiri biasanya hanya dilengkapi oleh senjata dan armor yang buruk, tapi kadang-kadang mereka menyimpan barang berharga yang tersembunyi di dalam kantong. Tak pernah ada maling yang mencuri dari orang miskin, tampaknya Goblin juga memahami pepatah ini, sehingga mereka berpenampilan miskin untuk menjaga barang-barang berharga miliknya.

Dan sekali sehari, pada setiap hari, mereka menemuinya.

Goblin bisa dikategorikan menjadi dua jenis utama: yaitu jenis yang berdiam diri pada suatu tempat, dan jenis yang berkeliaran. Mereka pun menemui jenis yang kedua. Mereka sering kali menemui jenis yang kedua di Kota Tua Damroww. Ketika Haruhiro dan yang lainnya mengawasi mereka dari kejauhan, dorongan untuk melancarkan serangan mendadak sangatlah tak tertahankan. Tapi mereka tidak bisa. Sekarang bukan waktu yang tepat. Mereka harus bersabar.

Bukannya tak ada hambatan. Saat ini, Party Haruhiro adalah satu-satunya kelompok yang beroperasi di daerah Kota Tua Damroww. Dengan tidak adanya kelompok lain di sekitar, maka mereka tidak memiliki saingan dan mereka bisa menghabiskan beberapa waktu untuk membangun kekuatan, sebelum akhirnya melancarkan serangan.

Meskipun ini tak terjadi setiap hari…… namun, ketika mereka kembali ke Altana, Party ini akan menuju ke Kedai Sherry. Mereka tidak pergi untuk tujuan tertentu, tetapi hanya untuk minum dan ngobrol. Mary tidak pernah banyak bicara, tapi dia seribu kali lebih baik daripada Ranta si jago membuat kegaduhan.

Setiap kali mereka berada di Kedai Sherry, setidaknya satu atau dua Anggota Crimson Moon lainnya akan mendekat, lantas mengejek mereka dengan berkata : "Hei, Pembasmi Goblin," atau "Bagaimana kabar kalian, hei para Pembasmi Goblin," atau "Apakah kalian bersenang-senang di Damroww, hei Pembasmi Goblin?"

Ranta selalu saja membentak mereka dengan berkata “diam!” Tapi Haruhiro tahu jika ia marah setiap kali dicemooh, maka cemoohan itu justru tak akan pernah berakhir. Toh ejekan itu tidak terlalu mengganggu Haruhiro, bahkan julukan itu tak terdengar buruk.

Pembasmi Goblin. Tidak buruk. Tidak buruk sama sekali. Mereka akan menjadi Pembasmi Goblin yang terbaik di Crimson Moon.

Besok pun mereka harus memburu Goblin, besoknya Goblin lagi, besoknya Goblin lagi, besoknya Goblin lagi, besoknya Goblin lagi, besoknya Goblin lagi. Goblin, Goblin, Goblin, Goblin, Goblin, Goblin, Goblin, Goblin, Goblin, Goblin, Goblin, Goblin, Goblin. Ketika memulai, semua Goblin tampak sama, tetapi setelah beberapa saat, Haruhiro mulai bisa membedakan beberapa di antara mereka. Dia tahu bahwa kebanyakan Goblin yang dijumpainya berjenis kelamin pria, dan jarang sekali yang wanita.

Menurut Mary, sebagian besar Goblin wanita diambil oleh Goblin berperingkat tinggi sebagai istri, dan mereka berdiam di bagian Kota Damroww yang lebih dalam.

"Ah, aku juga ingin punya harem seperti Goblin berperingkat tinggi itu ..."

"Aku kasihan pada Goblin wanita kalo Harem King-nya kayak kamu, Ranta," kata Haruhiro.

"Haruhiro bodoh!" Ranta menyalak.”Kau tidak tahu? Bahkan Goblin pun tahu bahwa aku adalah seorang pria yang sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat menarik! Jangan menghina Ranta, yang pernah mendapatkan julukan Si Raja Pengelana yang Sangat Menarik Kaum Hawa!”

"Aneh ... Raja Kaum Hawa katanya, padahal semua cewek pelayan di kedai selalu nyingkir kalo digoda olehnya, "Yume berkomentar.

"Er ... Um ... Yah, bahkan jenderal yang tak terkalahkan pasti pernah sesekali mengalami kekalahan ...”

"Oh, aku paham bahwa, itu artinya….. Raja yang sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat menarik Kaum Hawa…. ternyata pernah sesekali tidak menarik kaum hawa…. begitu, kan?" Yume merenung.

"Hentikan kata ‘sangat sangat sangat sangat sangat sangat’ itu! Kau berkata begitu karena kau tak pernah tahu betapa menariknya diriku, dasar kau cewek rata! Orang sudah mengerti, pasti tidak akan bilang gitu!” Ranta menoleh pada Mary dengan marah. ”Mary! Jika kau tidak punya pilihan selain memilih salah satu dari tiga pria di sini, maka siapakah yang akan kau pilih? Tentu saja akan AKU, kan!”

"Aku akan memilih Mogzo," jawab Mary dengan halus.

"Apa-!" Ranta berkata sembari mendecit.

"A-A-Aku?" Mogzo menatap tak percaya dengan mata terbelalak. Bukannya malu, dia justru terheran-heran

"Haaah?" Haruhiro menatap kosong pada Mogzo dan Mary beberapa kali, secara bergantian.

Ekspresi Yume menunjukkan bahwa dia sedang merenung dalam, sedangkan Shihoru berkedip berulang kali, dan matanya terus tertuju pada Mary.

"Oi! Oi-oi-oi-oi-oi-oi-oi!” Ranta bisa saja menggigit lidahnya sendiri jika mengatakan Oi lebih cepat lagi. ”Apa?! Kenapa?! Mogzo lebih baik daripada aku? Tidak mungkin! Tidak memungkin!!!"

"Dia besar dan menarik," kata Mary dengan tenang dan tak acuh, seperti biasa.

"Ukuran?! Ukuran tidak penting! Ini sama sekali tak ada hubungannya dengan ukuran ... Siaaaaaaaaallllllll ... Aku kalah dari Mogzo sialan! Apa-apaan ini!”

"Sayang sekali, Raja Kaum Hawa" kata Yume.

"Berhenti memanggilku Raja Kaum Hawa, dasar dada papan cucian!”

Haruhiro terkejut setelah menyadari fakta bahwa ia juga kalah dari Mogzo. Jadi, Mary bukanlah tipe gadis yang peduli pada penampilan saja. Mungkin dia berkata demikian karena dia melihat wajahnya sendiri yang cantik ketika bercermin setiap hari, jadi dia tidak selalu mementingkan paras yang rupawan. Namun Ranta dan Haruhiro juga tidak berparas rupawan, sehingga mungkin ada faktor pertimbangan lain sehingga Mary memilih Mogzo.

Paras dan kecerdasan Haruhiro berada pada level rata-rata, tapi dia cukup percaya diri ketika bertarung melawan Goblin. Dia bertarung melawan Goblin setiap hari. Berhati-hatilah agar tidak sombong, katanya pada diri sendiri. Dia tidak seperti Renji, Manato, atau bahkan Mary, yang dianugerahi bakat berupa ... hal-hal yang tidak pernah dia miliki.

Sebelumnya, saat Manato masih hidup, dia pernah menggendong Haruhiro ketika terluka dan membopongnya. Namun sekarang, Haruhiro sudah mampu berdiri dengan menggunakan kakinya sendiri yang pendek untuk menebas setiap Goblin yang menyerang ke arahnya. Bagi seorang pria biasa-biasa seperti Haruhiro, terlalu percaya akan berakhir pada sebuah kegagalan. Ah tidak juga, Haruhiro adalah seorang pria yang kapanpun bisa mengalami gagal walaupun dia tidak terlalu percaya diri. Paling tidak, ia harus melakukan segalanya dengan usahanya sendiri.

Bicara masalah uang, jika peruntungan sedang baik, mereka bisa mendapatkan sekitar 10 perak secara keseluruhan, yang berarti masing-masing anggota Party dapat 2 perak. Tampaknya Mary sudah punya tempat tinggal permanen, tetapi Haruhiro dan yang lainnya masih tinggal di bahwa penginapan murah bagi anggota pelatihan Crimson Moon. Dia menyimpan uang yang dihabiskan untuk makanan, kurang dari 20 perunggu tiap harinya, kalaupun ada sisa, ia akan menggunakan uang itu untuk dirinya sendiri ataupun kepentingan Party.

Ada dua hal lain yang memerlukan investasi, yaitu Equipment dan Skill. Haruhiro sudah membeli rompi bekas, pelindung pinggang, pelindung lengan bawah dan juga pelindung tulang kering. Semuanya terbuat dari kulit yang dikeraskan, sehingga teksturnya ringan, fleksibel, dan tidak menghambat gerakan. Namun perlindungan yang diberikan oleh peralatan macam itu hanyalah ketenangan pikiran. Dengan kata lain, memiliki pelindung lebih baik daripada tidak sama sekali, dan tentu saja, efek perlindungan fisik dari peralatan macam itu sangatlah rendah. Namun terkadang, kenyamanan pikiran juga bisa meningkatkan nyali dalam bertarung, sehingga Haruhiro masih bersyukur memiliki pelindung sederhana tersebut.

Adapun belati, ia tidak berniat mendapatkan belati baru. Dia sudah terbiasa dengan aura belatinya yang satu ini, dan jika ia membawanya ke Forge*, belatinya bisa dilapisi oleh mata pisau yang lebih tajam. Namun, uang tambahan yang dia punyai telah dibelanjakan untuk membelikan helm buat Mogzo.
[*Catatan penerjemah: Forge adalah semacam bengkel yang digunakan oleh pandai besi untuk menempa barang logam.]
Mogzo juga berusaha keras untuk mendapatkan Equipment yang dia idam-idamkan, yaitu pelat baja. Pada kenyataannya, pelat baja yang baik harus ditempa bersama dengan armornya, tetapi meminta seorang tukang Armor untuk membuatkannya satu set armor lengkap memerlukan biaya setidaknya 10 emas. Tentu saja itu adalah sejumlah uang yang tidak mungkin mereka peroleh, jadi Mogzo membeli material seadanya, dan membawanya pada pandai besi untuk mendapatkan ukuran armor yang disesuaikan pada tubuhnya. Bahkan cara alternatif ini menghabiskan beberapa puluh perak.

Sejauh ini, ia melindungi tubuh dengan menempatkan pelat pelindung pada dada dan punggungnya. Ada juga pelat baja yang ditempelkan pada bahu, pangkal lengan, dan dia juga memiliki semacam sarung pengaman yang membungkus setengah tulang keringnya. Semuanya dibalut dengan armor sederhana. Adapun helm, ia masih menggunakan helm Barbute yang dibelikan oleh Harihiro. Pedangnya masih sama seperti sebelumnya, yaitu pedang raksasa yang diberikan dari Guild. Lambat laun, pedang itu akan semakin using dan harus diganti.

Ranta juga sudah membeli armor logam, namun entah kenapa, dia masih saja mengenakan armor kulit di atasnya. Mungkin Ranta pikir itu keren, karena terdapat lambang Skulheill di atasnya. Dia juga sudah membeli suatu helm berbentuk seperti ember terbalik, yang rupanya sangat dia sukai. Meskipun agar aneh menurut orang lain, dia tetap saja memakainya dalam pertarungan. Dia juga telah menemukan pedang panjang yang terlihat keren di pasar, kemudian dia membelinya sehingga sisa uangnya sama dengan nol.

Bodoh. Sungguh pekerjaan yang sangat bodoh, pikir Haruhiro.

Yume juga sudah membeli armor kulit untuk melindungi tubuh bagian atas dan bawah, dan Haruhiro harus mengakui, itu sangat cocok dengannya. Dia juga telah mendapatkan jubah berkerudung, yang membuat penampilannya secara keseluruhan sangat mirip seperti seorang Hunter sungguhan.

Jubah dan topi penyihir yang Shihoru terima dari Guild-nya sudah using dan robek, sehingga ada lubang di mana-mana. Maka, dia membeli satu set perlengkapan penyihir yang baru. Namun, tongkatnya masih tetap. Tidak seperti Mage lainnya, sihir seorang Mage Elemental bayangan tidak terpengaruh oleh kualitas tongkat. Bahkan, sihir bayangan sama sekali tidak memerlukan tongkat. Shihoru juga telah belajar mantra baru, [PHANTOM SLEEP].

Haruhiro telah meminta Master Barbara untuk mengajarinya [STEALTH WALK] dan [SWAT], Mogzo telah belajar [WAR CRY], Ranta telah mendapatkan [JUKE STAB] dan [PROPEL LEAP]. Yume sudah belajar [SHARP SIGHT] yang meningkatkan akurasi busurnya, dan juga membuatnya menghindari serangan dengan kecepatan yang mirip tikus lubang. Sedangkan Mary sudah selangkah lebih maju dari segi kemampuan dan pengalaman.

Tidak ada yang meragukan kemampuan bertarung gadis itu selama dia berpindah-pindah Party, namun seberapa hebatkah dia?

Mereka menemukan sekelompok yang terdiri dari 5 Goblin di tempat yang dulunya merupakan Forge pada sisi barat Kota Tua Damroww. Bangunan itu setengah hancur dan atapnya benar-benar telah hilang, akan tetapi masih terdapat suatu tungku, paron, dan alat-alat lainnya. Haruhiro dan yang lainnya pernah datang ke tempat ini berkali-kali sebelumnya, kadang-kadang untuk istirahat, dan makan siang. Baru kali ini mereka melihat Goblin di tempat tersebut.

Tampaknya ada kesenjangan sosial besar antara Goblin yang tinggal di kawasan baru dari Kota Damroww, dan para Goblin yang mondar-mandir di sekitar Kota Tua. Dalam perkelahian untuk memperebutkan supremasi yang terjadi antara Goblin kelas atas, mereka yang kalah tidak lagi dianggap sebagai bagian dari kelompok, lantas dibuang begitu saja. Dengan kata lain, Kota Tua adalah tempat pengasingan bagi para Goblin pecundang.

Kelima Goblin yang menempati Forge itu pastilah para pendatang baru, yang baru saja diasingkan. Hal pertama yang pendatang baru lakukan adalah menemukan tempat tinggal. Jika kelompok itu cukup besar, maka mereka akan mengklain area di sekitarnya sebagai daerah kekuasaan. Haruhiro menduga bahwa mereka mungkin berniat untuk menggunakan barang-barang yang tersisa dari bangunan sebagai markas.

Haruhiro selesai memindai daerah tersebut, kemudian dia kembali ke tempat di mana rekan-rekannya menunggu, tak jauh dari sana.

"Mari kita coba," Haruhiro mengusulkannya.”Semuanya ada 5 ekor. Yang satu memakai armor dan dipersenjatai dengan busur silang. Keempat lainnya dilengkapi dengan armor kulit. Dalam hal persenjataan, seekor Goblin memiliki tombak, ada juga yang memiliki pedang pendek beserta perisai, sedangkan dua lainnya punya kapak dan pedang. Aku pikir, Goblin bersenjatakan busur silang mungkin adalah pemimpinnya. Ini akan menjadi pertarungan yang sulit, tapi ini juga merupakan kesempatan untuk menguji kemampuan kita ...”

"Menarik ..." Ranta menjilat bibirnya dan meletakkan tangannya pada helm berbentuk ember. ”Kita harus mencobanya. Beberapa korban lagi, dan aku akan memiliki lebih dari 41 Vice. Ketika semuanya komplet, aku bisa memanggil Zodiak sore ini juga ...” katanya sembari tertawa pelan.

Yume melotot dengan tatapan dingin padanya.”Apa sih yang Zodiak ini sanggup lakukan pada kita? Katanya, dia hanya sesekali berbisik pada lawan untuk mengalihkan perhatian mereka, tetapi itu saja to. Ndak bisa diandalkan."

"Dia bisa mengejutkan lawan, kan?! Ketika levelnya naik, dia bahkan bisa mengoyak lengan dan kaki lawan kita! Dia akan menghambat gerakan mereka ... dan dia akan melakukannya ketika dia ingin!”

Shihoru tersenyum dengan ekspresi capek, seolah-olah gadis itu lelah mendengar omongan Ranta yang berulang-ulang.”... Berubah-ubah seperti biasa."

"Dan uhh ... satu hal lagi. Ya. Ia hanya akan melakukannya di malam hari. Sebelum malam, erm ... apa sih tadi yang aku katakan. YA!! Dia bisa membisikkan peringatan pada kita jika ada musuh di sekitar yang mendekat, dan, umm ... Lelucon setan. Ya! Dia pasti melakukannya jika dia ingin.”

Mary mencibir.”Memang berubah-ubah."

"Diam!!" Ranta mengenakan helmnya yang mirip ember.

"Kalian tidak tahu apa-apa tentang Zodiak! Dan aku tak peduli jika kalian tak mengerti, karena hanya akulah orang yang memahaminya! Heh. Inilah kehidupan seorang Dark Knight yang penuh kesepian. Tak seorang pun memahami kami ...”

"A-Aku akan menghabisi mereka sebanyak yang aku bisa," kata Mogzo sembari mengangguk dengan penuh semangat. ”Aku yakin bisa menghabisi 2 ekor. Dan jika perlu, aku akan menggunakan [WAR CRY] untuk mengintimidasi mereka.”

Shihoru mempererat cengkeraman pada tongkatnya dan mengangguk singkat.”Aku akan menggunakan sihir dan membuat mereka tertidur sejak awal.”

"Baiklah," kata Haruhiro sembari mengangguk.”Kalau begitu, Shihoru, tidurkan si Goblin yang bersenjata busur silang. Mengalahkan seekor Goblin terlebih dahulu akan memberikan perbedaan yang berarti dalam pertarungan kita.”

"Aku mengerti," jawab Shihoru.”Serahkan padaku."

Yume berbicara.”Serangan Yume pertama adalah tembakan panah, kemudian Yume akan menghadapinya secara langsung jika sudah dekat.”

"Aku akan terus berusaha untuk mendapatkan posisi di belakang Goblin, kemudian membunuh yang manapun jika aku punya kesempatan "kata Haruhiro.”Dan Mary ..."

Ketika Haruhiro menatap Mary, gadis itu mengangguk padanya. Haruhiro menyadari bahwa dia lebih tenang dari sebelumnya. Kali ini, Mary menanggapi semua tugas yang dibebankan padanya, dan dia mengerjakan tugasnya dengan baik.

Dia tidak ikut serta dalam pertarungan dengan cara yang Hayashi pernah jelaskan, namun perbedaan ini mungkin terjadi setelah dia mengalami masa lalu yang kelam bersama rekan-rekannya yang terdahulu. Sikapnya terhadap Haruhiro dan yang lainnya masihlah dingin, tapi sekarang Haruhiro yakin bahwa mereka bisa mempercayakan tugas seorang Priest pada Mary. Jika saja Mary mau tersenyum pada mereka, mungkin itu sudah cukup bagi Haruhiro dan yang lainnya.

"Ayo kita lakukan ini," Haruhiro saling memandang teman-temannya secara bergantian, dan meletakkan tangan kanannya untuk ritual sebelum mereka bertarung.

Ranta, Mogzo, Yume, dan Shihoru melakukan hal yang sama, mereka menyusun tangan kanan di atas punggung tangan Haruhiro. Akhirnya, Mary menambahkan tangannya pada tumpukan itu.

Mereka berada tidak jauh dari Forge yang ditelantarkan itu, sehingga Haruhiro membisikkan seruan dengan nada rendah, "Fight!" Dan yang lainnya pun menjawabnya dengan suara yang sama rendahnya, "Semua atau tidak!"

Haruhiro maju terlebih dahulu bersama Yume dan Shihoru, sementara Ranta, Mary, dan Mogzo mengikuti di belakang. Haruhiro membungkuk rendah dan berusaha melemaskan lututnya, sehingga tak ada suara ketika dia bergerak dengan menggunakan skill [STEALTH WALK]. Yume dan Shihoru bukanlah Thief, jadi mereka tidak bisa meniru teknik itu walaupun mereka mencobanya. Meski begitu, jika mereka mengikuti jejak kaki Haruhiro dan menempatkan pijakannya pada titik yang sama, maka kegaduhan bisa dihindari.

Mereka berpindah dari bayang-bayang bangunan hancur, memasuki kawasan musuh, melewati pagar runtuh, dan menyembunyikan diri di belakang tumpukan puing yang besar. Mereka sudah berada dalam jangkauan sihir [PHANTOM SLEEP] milik Shihoru, yaitu sekitar enam puluh lima kaki jauhnya.

Hanya dua lembar dinding pada bangunan Forge yang masih berdiri, namun dinding itu bahkan dipenuhi oleh lubang. Sisa bangunan lainnya pasti sudah menjadi puing-puing, sehingga dari sudut pandang mereka, bisa terlihat empat Goblin. Itu berarti, empat target potensial.

Tangan Haruhiro memberikan isyarat pada Yume dan Shihoru, kemudian dua gadis itu memunculkan kepala mereka keluar dari dinding. Yume menyiapkan busur, dan dia menutup matanya, serta mengambil napas dalam-dalam. Ketika kelopak matanya terbuka, skill [SHARP SIGHT] telah diaktifkan. Dari apa yang Haruhiro pahami, [SHARP SIGHT] adalah skill yang meningkat kinerja ketajaman visual dengan menggunakan gerakan mata dan persepsi khusus.

Sementara itu, Shihoru sudah menggambar suatu huruf Elemental yang melayang di udara dengan menggunakan tongkatnya, dan dia melantunkan mantra dengan pelan, "Oom rel eckt krom dasbor."

Elemental bayangan, bola hitam kabur meledak dari ujung tongkatnya. Mantra ini tidak bisa ditembakkan secepat [SHADOW ECHO], jadi ada kemungkinan musuh bisa menghindarinya ketika melihat bola tersebut datang. Semuanya akan baik-baik saja, Haruhiro meyakinkan dirinya sendiri. Itu akan mengenainya.

Dan memang terjadi. Elemental bayangan menghantam Goblin yang bersenjatakan busur silang tepat di wajahnya, dan sihir itu meresap ke dalam tubuh melalui telinga, hidung, dan mulut. Goblin segera bergoyang dengan limbung. Goblin bertombak yang bersandar terhadap dinding menyadarinya, dan dia melompat kesakitan setelah Yume melepaskan panahnya.

Panah itu terbenam pada bahu Goblin, sehingga dia pun kembali roboh.

"Mogzo, Ranta!" Teriak Haruhiro.

Mogzo dan Ranta bergegas ke reruntuhan Forge, mereka berteriak penuh semangat dengan segenap udara di paru-paru mereka. Goblin bersenjatakan panah sekarang merayap pada tanah, dan tidur dengan cepat. Dia tidur lebih pulas daripada manusia normal, tapi akan terbangun jika, katakanlah, diberikan tendangan keras. Mereka harus menyelesaikan pertarungan sebelum teman-temannya membangunkan monster itu.

Haruhiro dan Yume mengikuti di belakang Mogzo dan Ranta. Mogzo, berteriak “MAKASIH", sembari menggunakan skill [RAGE CLEAVE] pada Goblin berkapak. Musuhnya terkejut dan membuatnya tersandung. Ranta menyerang Goblin berpedang dengan menggunakan skill [ANGER THRUST], tapi luput.

Mogzo kemudian bergegas melewati Goblin berkapak, yang belum berhasil pulih, untuk menyerang Goblin berperisai. Monster itu melawan serangan Mogzo dengan perisainya, kemudian terjadi benturan keras sampai dia bergerak mundur. Tanpa penundaan sesaat, Mogzo kemudian berbalik kembali ke Goblin berkapak, dan menebas monster itu dengan menggunakan pedangnya. Sesuai perkataannya, Mogzo menangani dua Goblin sekaligus.

Ranta bertarung melawan Goblin bersenjatakan, dan Yume bergegas menyerang Goblin bersenjatakan tombak, yang sudah dia panah sebelumnya. Haruhiro melirik singkat pada Shihoru dan Mary. Mary menggenggam tongkatnya dalam posisi siap, dan menyaksikan pertarungan dengan ekspresi serius yang menakutkan. Jika salah satu Goblin berusaha untuk mendekati Shihoru, Haruhiro yakin bahwa Mary akan melindunginya.

Sebagai Mage, Shihoru hampir tak memiliki armor, tetapi jika dia tahu bahwa Mary akan melindunginya dalam keadaan darurat, ia bisa melawan dengan percaya diri. Tapi Haruhiro tak akan membiarkan keadaan di mana mereka tersudut sehingga Mary harus turun tangan.

"Habisi mereka!" Haruhiro kembali memompa semangat juang rekan-rekannya, dan dia mencoba memilih Goblin mana yang akan dijadikan target olehnya ...

Itu dia. Goblin bersenjatakan kapak. Tak peduli berjalan ataupun berlari, Haruhiro membungkuk dengan rendah dan bergerak seolah-olah dia sedang meluncur di tanah. Dia tidak cukup terbiasa menggunakan teknik [STEALTH WALK], tetapi dia berusaha menyamai teknik itu dengan jurus lainnya. Tak lama kemudian, dia berada pada posisi tepat di belakang Goblin berkapak.

Pada saat itu.

Haruhiro melihat garis cahaya, dan seolah-olah tulang punggung Goblin itu diperbesar oleh suatu fotografi. Gambaran itu tidak begitu jelas, namun, garis-garis itu cukup layak untuk didefiniskan sebagai cahaya; garis tak berwarna itu berujung pada suatu titik pada punggung Goblin berkapak.

Dia tidak tahu garis cahaya macam apa yang sedang dilihatnya. Garis seperti ini tidak pernah muncul sebelumnya, namun akhir-akhir ini, Haruhiro beberapa kali melihat fenomena tersebut. Garis itu menghilang seketika, namun pada saat nampak, dia pasti mengetahui posisinya. Tanpa tahu mengapa, tanpa memahami bagaimana, Haruhiro paham apa yang harus dilakukan. Jika ia mengulirkan belatinya sepanjang garis cahaya itu, sampai menuju ke titik garis berakhir, belatinya akan memotong daging sasarannya seperti pisau panas yang menembus mentega.

Dia tahu titik yang tepat untuk menusuk, tapi sebelum otaknya bisa memproses informasi itu dan memerintahkan tubuh untuk bergerak, belatinya sudah menembus Goblin berkapak, seolah-olah sesuatu telah membimbing gerakannya. Goblin berkapak mengeluarkan erangan pendek dan mati bahkan sebelum menyentuh tanah.

Goblin berperisai memberikan dukungan setelah beberapa saat, mungkin dia terkesima setelah melihat kawannya langsung tewas. Dia telah mengambil kurang dari setengah langkah mundur, tapi tentu saja Mogzo mengambil keuntungan dari celah tersebut. Dia menghantamkan pedangnya di atas perisai Goblin itu dengan segenap kekuatan. Hantaman itu menyebabkan perisai jatuh dari lengan si Goblin, sehingga Mogzo pun langsung saja membasmi Goblin tanpa perlindungan itu.

Si Goblin masih punya pedang, dan dia mengantisipasi serangan Mogzo, tetapi Mogzo bahkan tidak mencoba untuk menghindar. Dia hanya menerima sabetan pedang itu dengan armor-nya, kemudian memberikan balasan keras sampai lawannya roboh. Lantas dia mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, dan mengayunkannya pada kepala monster tersebut sampai tengkoraknya terbelah.

Masih tersisa 3 lagi.

"[PROPEL LEAP]!" Ranta menjulurkan lidahnya dan melompat mundur dengan segenap kekuatan.

[PROPEL LEAP] adalah skill gerakan khusus yang memungkinkan dia untuk memperlebar jarak dengan musuhnya dalam waktu singkat. Goblin itu mengejar Ranta, seakan tersedot oleh vakum, dan memang itu yang diinginkan oleh Ranta. Sembari tersenyum lebar, ia mundur sedikit lagi, kemudian tiba-tiba mendorongkan pedangnya seraya berteriak "[JUKE STAB]!"

Semua momentum Goblin diarahkan sepenuhnya ke depan, sehingga mustahil baginya untuk menghindari serangan Ranta. Pedang Ranta langsung menembus tenggorokannya dan keluar dari belakang leher. Sembari tertawa, dia menendang Goblin agar lepas dari pedangnya, dan memelintirkan pedang sambil menariknya keluar.

Suara tawa Ranta pun tenggelam oleh lantunan mantra Shihoru.”Oom rel eckt vel dasbor!"

[SHADOW ECHO]. Suatu tembakan Elemental bayangan keluar dari ujung tongkatnya dan menghantam dada Goblin yang bersenjatakan tombak. Yume bergerak mendekati Goblin itu yang tubuhnya bergetar tak terkendali karena terkena gelombang suara ultrasonik [SHADOW ECHO].

Yume menebas lawannya dengan menggunakan Kukri, kemudian memotong pangkal lehernya dengan sabetan diagonal. Kukri-nya terbenam pada pangkal tenggorokan Goblin dan korbannya tidak dapat menyerang kembali, dia hanya menjerit dengan penuh amarah. Pada saat suaranya habis, tiba giliran Mogzo untuk mengakhiri penderitaan Goblin itu dengan memberinya kematian.

Mogzo melangkah dengan tegas, sembari mengayunkan pedangnya pada kepala Goblin bertombak.”MAKASIH!" - Dan selesai dalam satu kali sabetan.

"Kita bisa melakukan ini," Haruhiro bernapas dengan terengah-engah dan mengangguk.”Kita pasti bisa melakukan ini.”

"Waktunya hampir habis," Ranta menjawab sembari mendekati si Goblin yang sudah tertidur. Dia mengangkat pedangnya, dan menyeringai.

Haruhiro berpikir bahwa mungkin suatu hari nanti, dia bisa tersenyum dengan senyuman penuh kekejaman bagaikan penjahat berhati dingin, mirip seperti yang Ranta inginkan, namun bukan hari ini.

"Tapi terserahlah," lanjut Ranta.”Ini adalah akhir. Tidak hanya untuk Goblin ini, tapi bagi mereka juga.”

0 comments:

Post a Comment