Showing posts with label Cerpen. Show all posts
Showing posts with label Cerpen. Show all posts

Kembalikan Matahariku (7)

Sunday, May 22, 2016

Ternyata Dia Pemimpin nya.

  Setelah mendengar penjelasan pembantu itu aku mulai berfikir apa karna dia aku terseret ke tempat ini, kehilangan Ayah dan Ibu, apakah semua ini karna dia? 
TUNGGU DULU. tiba-tiba suara itu muncul seakan berteriak dalam kepala ku.
saat aku bertemu Ayah di mimpi, dia bilang sesuatu tentang Jo, 
"Bawa adik mu juga pergi dengan pemuda yang semalam mengantarmu"
walaupun Ayah berkata seperti itu tapi tetap saja itu hanya dalam mimpi, apa benar aku harus pergi dan ikut dengan Jo?

Second Chance(s): 00 - The End of The Beginning

Sunday, May 8, 2016




"Mi, jalan-jalan yuk." ajak Edward dengan wajah yang sudah menjadi ciri khasnya—datar. Rambut hitamnya yang dijatuhi salju malam membuat mata Mia berbinar-binar.

Kembalikan Matahariku (6)

Sunday, March 27, 2016

Pahit, sendiri, dan hadapi

  Aku berjalan perlahan mendekati meja makan yang sudah penuh dengan cairan warna merah pekat itu. Hati ku terasa tertusuk, wajah ku memerah, badan ku serasa lemas dan aku terjatuh tak kuat menahan semua rasa sedih dan tak percaya dengan apa yang telah ku lihat di depan mata ku semua suara yang tertahan di mulut aku keluarkan dengan penuh amarah, aku melihat ayah dan ibu ku tergeletak di belakang meja makan itu dengan badan yang penuh darah, 

Kembalikan Matahariku (5)

Wednesday, March 9, 2016

Pertemuan kedua yang memilukan (2)

   Ada perasaan lega karna yang barusan ku alami hanya mimpi, tapi aku tetap tak bisa berhenti memikirkannya, apa yang dimaksut dari mimpi itu, dan biasa nya kalau mimpi ketika kita bangun tidak akan mudah untuk mengingatnya kembali tetapi ini justru sebaliknya aku sangat ingat betul apa saja kejadian yang ada dalam mimpi ku barusan, aku mendengar suara masinis dari speaker di atas pintu otomatis yang memberitakukan bahwa kereta sebentar lagi akan memasukin stasiun Shibuya, tanpa menghiraukan sekitar aku langsung berdiri dari tempat duduk ku dan langsung bergegas berdiri di depan pintu otomatis, semua mata memandangku seperti mereka menatap aneh ke arah ku, karna sikap ku yang panik ini membuat mereka menjadi penasaran.

Kembalikan Matahariku (4)

Sunday, March 6, 2016

Pertemuan kedua yang memilukan (1)

   Entah mengapa hari ini aku bangun dengan perasaan yang seakan tidak sabar untuk menjalani hari ini. Aku turun dari tempat tidurku dan langsung bersiap untuk ke sekolah hari ini, kenapa hanya untuk mencari tahu sebuah nama saja aku sampai tidak bisa tidur tadi malam, aku keluar dari kamar dan melihat ayah ku sedang bersantai dengan kopi dan korannya, ayah ku adalah seorang purnawirawan angkatan laut di Jepang  dulu ia berpangkat laksamana madya jadi tidak heran semua lelaki takut untuk mendekati ku, tapi tidak dengan dia yang tadi malam mengantar ku pulang ke rumah, dia tetap terlihat santai walau ayah ku sudah mencoba untuk memukulnya.

Bulan, Bintang, dan Harapan

Saturday, March 5, 2016

Karya Elvisuna


 Langit begitu cerah malam ini. Angin yang berhembus tipis dan suara gemerisik daun menghiasi malam indah ini. Dimana Sang Bulan yang ditemani berjuta-juta Bintang di langit memancarkan cahayanya seakan tak
mau mengalah dengan sinar sang surya.

  Suatu ketika ada seorang pria, sebut saja si Pasir yang sangat mengagumi seorang
wanita sebut saja ‘Sang Bulan’. Si Pasir ingin mendekati si Bulan dan tanpa
sadar mereka sudah saling kenal. Setiap hari dia bercerita kepada si Bulan, si Bulan
pun menyambut hangat keinginan si Pasir. Si Pasir ini berusaha menggapai si
Bulan. Namun dia sadar bahwa tak hanya dirinya yang mengagumi si bulan. Tetapi fakta
itu tak menggoyahkan si Pasir untuk bisa menggapai si Bulan.

  Si Pasir dan Si bulan pun sudah semakin dekat, namun sayang di tengah kedekatan
itu si Pasir sadar bahwa ada ‘pengagum’ lain yang sudah lebih lama dari dia
untuk memperjuangkan si Bulan. Sebuah kebenaran mengejutkan terungkap, ternyata
si ‘pengagum lain’ adalah teman lamanya yaitu seorang Pria sebut saja si ‘Salju’. Si Pasir
pun mengurungkan niat dan lebih memilih untuk mendukung si Salju agar bisa
mencapai keinginannya untuk ‘menggapai Sang Bulan’.

  Hari demi hari berlalu. Si Pasir telah merelakan impiannya untuk ‘Menggapai Sang
Bulan’. Namun si Pasir tetap selalu bertukar cerita dengan si Bulan, berharap
si Bulan tau ‘Harapannya’ tanpa mengharapkan timbal balik dari si Bulan. “Bulan
tau ‘harapan’ yang aku pendam aja udah cukup kok”. Mereka pun mulai akrab
bercengrama, saling bertukar cerita. 

  Di hari lainnya saat mereka masih seperti biasanya, munculah sesosok wanita sebut
saja ‘Sang Bintang’. Tak butuh waktu lama, sang bintang juga mulai akrab dengan
yang lainnya. Saat itu mereka berempat telah begitu akrab, dan pada saat yang
sama pula, muncul setitik ‘harapan’ Bagi si Pasir untuk mengejar si Bintang
karena ‘harapan’ si Pasir kepada si Bulan telah di ikhlaskan untuk di
perjuangkan Oleh si Salju.

  Namun sayang bahkan sebelum si Salju sempat memenuhi ‘harapan’nya, si Bulan telah
menyatakan dengan tegas, bahwa tak satupun bisa menggapainya sampai batas waktu
yang belum di tentukan. Mendengar hal itu Si salju kehilangan ‘harapan’nya,
begitu juga si Pasir yang merasa ‘harapan’nya yang telah di ikhlaskan sekarang
memang tak mungkin untuk tercapai.

  Sejak saat itu mereka tetap tampak akrab, namu si Salju perlahan mulai jarang
terlihat di antara mereka, entah apa alasaanya. Si Pasir pun mulai mencoba
mewujudkan ‘harapan’nya untuk bisa menggapai sang bintang. Walaupun ‘harapan’nya
kepada si Bulan belum sirna sepenuhnya. Dan suatu ketika si Pasir bicara dari
hati ke hati pada si Bintang.

  “Bintang, maukah kamu memenuhi ‘harapan’ku untuk bisa menggapaimu, mengisi ruang kosong
di hatiku, dan selalu berada di sampingku. Agar bisa kulindungi sampai akhir
hayatku nanti?” ucap si Pasir

  “Pasir, iya aku mau. Aku akan memenuhi harapanmu, mengisi ruang kosong itu, dan selalu
berada di sampingmu. Hingga akhir hayatku nanti” jawab si Bintang

  Saat itu terpenuhi sudah harapan si Pasir, dan mereka berdua menjalani hubungan penuh
kasih sayang.

  Pada malam yang sama, si Pasir cerita kepada si Bulan bahwa sekarang ada cahaya yang telah menyinari hatinya,
yaitu si Bintang. Si Bulan pun menyambut kabar gembira ini dengan kebahagiaan. Setelahnya
Pasir juga menceritakannya pada si Salju,, Salju pun terlihat bahagia
mendengarnya, tapi entah kenapa Salju semakin terasa menjauh dari kehangatan
kebersamaan mereka.

  Hari demi hari mereka semakin dekat, mereka bertiga tetap saling bertukar cerita
seperti biasanya. Dan suatu ketika saat Pasir sedang sibuk dengan hal lain dan
hanya ada si Bulan dan si Bintang, Bulanpun bertanya tentang sudah sejauh apa
hubungan Bintang dengan si Pasir. Namun jawaban mengejutkan keluar dari bibir
si Bintang 

“hah? Aku sama pasir cuma sekedar teman doang kok, gak lebih”

Mendengar pernyataan itu, Bulan terkejut, speechless dan entah apa yang dirasakannya saat
mendengar ‘harapan’ si Pasir tenyata hanya terpenuhi secara ‘palsu’ dan
terkesan terpaksa oleh si Bintang...

End of Part 1

Kembalikan Matahariku (3)

Thursday, February 18, 2016

THAT MAN! 

   Dia membawa ku dengan kecepatan tinggi, melesat kami berdua meninggalkan pantai itu di malam hari, aku memeluknya dengan erat bukan karna aku takut akan kecepatannya, tapi karna aku masih tidak menyangka bahwa hari ini adalah hari paling sial ku seumur hidup.

Kembalikan Matahariku (2)

Wednesday, February 17, 2016

Menanti Sang Penyelamat

     Suara musik rock terdengar jelas sekali di dalam mobil yang sedang membawaku entah kemana, dan tanpa sadar tanganku sudah terikat di dalam mobil dengan posisi sedikit miring ke kanan, kepalaku bersandar di dada orang itu, orang yang duduk di sebelahku kali ini ia membangunkanku dari posisiku sebelumnya supaya aku duduk lebih tegak dan ia mulai membelai belai paha ku, "seperti inikah aku akan kehilangan kesucian ku?" aku bertanya tanya dalam hati ku, orang ini sudah mulai menaikan rokku kali ini dan mulai membungkukkan badannya ke arah kakiku, dengan sedikit kaget tanpa sadar aku melayangkan sikut ku ke arah kepalanya, sontak ia berteriak kesakitan.

Kembalikan Matahariku

(Prolog)
Semakin lama seseorang menjalani kisah cintanya, maka akan semakin dalam pula orang itu terjebak di dalam kisah nya sendiri dan akan terjebak pula di dalam kisah pasangannya itu sendiri.
ya! itulah yang ku rasakan selama hampir 4 tahun ini menjalani petualangan cinta ku bersama Jo.
Jo adalah nama panggilan pasanganku, ia bernama Josaki Higashi