Kembalikan Matahariku (4)

Sunday, March 6, 2016

Pertemuan kedua yang memilukan (1)

   Entah mengapa hari ini aku bangun dengan perasaan yang seakan tidak sabar untuk menjalani hari ini. Aku turun dari tempat tidurku dan langsung bersiap untuk ke sekolah hari ini, kenapa hanya untuk mencari tahu sebuah nama saja aku sampai tidak bisa tidur tadi malam, aku keluar dari kamar dan melihat ayah ku sedang bersantai dengan kopi dan korannya, ayah ku adalah seorang purnawirawan angkatan laut di Jepang  dulu ia berpangkat laksamana madya jadi tidak heran semua lelaki takut untuk mendekati ku, tapi tidak dengan dia yang tadi malam mengantar ku pulang ke rumah, dia tetap terlihat santai walau ayah ku sudah mencoba untuk memukulnya.

   Hari ini di sekolah aku sama sekali tidak mengunjungi kantin, aku berkeliling dari kelas ke kelas untuk mencari lelaki itu, "huh! seandainya ku tahu namanya" kenapa aku tidak menemukan dia di setiap kelas yang ku kunjungi. Aku berdiri di pintu kelas 2F sambil melirik lirik ke dalam kelas mencari wajah yang semalam menyelamatkan ku,
     "Naru, kamu itu nyari siapa sih?"
     "I....iya" kenapa ada Rikka di sini?
     "Hahaha.. aku nanya kamu nyari siapa Naru?"
     "Eh.. I..itu" kenapa aku jadi gugup?
     "Siapa.. Siapa..? em nyari cowo ya?"
     "Bukan siapa siapa" tanpa sadar aku lari dari rasa keingintahuan Rikka

   "Ahhh hari ini aku pulang tanpa bertemu dia hmm dia dimana ya? rasanya seragam yang ia pakai sama dengan seragamku" gumamku sambil memakan cemilan yang ku beli di supermarket tadi, aku menoleh ke atas teringat akan kejadian kemarin yang sangat membuat ku takut, tapi beruntung aku tidak mengalami trauma karna kejadian itu, aku masuk ke dalam stasiun dan mencari kursi kosong untuk menunggu kereta datang lalu aku menoleh ke arah tanaman hias yang berada di sebelah kursi yang biasa ku tempati untuk menunggu kereta seperti ada yang mengganjal dengan tanaman itu tapi entah kenapa aku tidak tahu apa yang membuat ku merasakan keganjalan dengan tanaman tersebut, stasiun memang ramai di jam segini aku melihat jam tangan ku, masih jam 03:00 sore sekarang, "kereta akan tiba 5 menit lagi"
"haha.. tidak jadi duduk deh" gumam ku sambil berjalan ke arah pemberhentian kereta tersebut.

   Entah kenapa sebelum aku memasuki gerbong kereta aku menoleh ke arah seseorang yang memakai topi abu abu keluar dari kereta seperti tidak asing topi itu bagi ku, yang membuat ku penasaran kenapa aku tidak bisa mengingat ada apa dengan tanaman dan topi itu, "yasudahlah nanti juga ingat" gumamku dalam hati sambil berjalan mencari bangku kosong di gerbong kereta untuk ku tempati, Aku menempati tempat duduk yang dekat dengan pintu keluar otomatis dan aku melihat seorang lelaki yang tampak nya ku kenal sedang berdiri membelakangi ku, penasaran ku perhatikan terus pundak nya.
       "Eiji..." ku coba memanggil orang itu dan ternyata benar dia Eiji teman ku semasa SMP dulu
       "ehh.. Naru.. apa kabar kamu?" ia kaget karna melihatku sembari ia menghampiri ku dan berdiri di depan tempat aku duduk saat ini.
      "aku baik baik saja Ei.. kamu bagaimana?"
      "aku juga baik, gimana yang lain nya? kamu masih sering bertemu       
      "aku sudah jarang menghubungi mereka lagi Ei"
      "kalau Rikka bagaimana? dia baik baik saja?"
      "iya dia baik dan masih sering mengganggu ku"
      "hahaha.. bercanda dia, dia sebenarnya baik"
      "yes i know Ei haha.."
      "jadi bagaimana kehidupan percintaanmu? haha" aku hanya mengerutkan dahi ku, dia tahu kalau aku jarang di dekati para cowo karna ulah ayahku yang selalu bertanya panjang lebar tentang masa depan jika aku mengajak cowo kerumah "tanpa di beri tahupun kamu sudah tau Ei." dia hanya tertawa mengejek ku, tak lama kemudian pemberitahuan dari masinis bahwa kereta akan tiba di stasiun selanjutnya, aku tau bahwa stasiun ini adalah tempat Eiji akan turun "yosh.. Naru aku turun duluan ya, kamu hati hati okay" sembari melempar senyum ke arah ku "oke Eiji sampai bertemu lagi" akupun membalas senyumnya, tinggal 3 stasiun lagi dan aku sampai di tempat aku turun, sambil menunggu akupun membuka isi tas ku dan mengambil headset untuk mendengarkan lagu.

       "Naru..Naru..Naru"
       "hee? mama? dimana ini?"
       "dengar nak.. mulai sekarang perjalananmu akan sulit"
     "akan sulit bagaimana?" aku melihat ayahku berjalan ke arah ku dari kejauhan dan ia berkata kepadaku "Bawa adik mu juga pergi dengan pemuda yang semalam mengantarmu" apa yang mereka berdua katakan sebenarnya? aku tidak mengerti, tempat gelap apa ini?
       "sebenarnya kita ada di mana mah, pah,?"
       "sebagai seorang kakak jaga baik baik adikmu, papa titip adik"
       "maafkan kami nak.." mama menoleh ke arah ayah dan berkata "sudah saat nya pa" dan di balas oleh papa "iya ma" dan ia menoleh ke arahku dan berkata "papa mama sayang kalian berdua Naru" lalu setelah mereka menghilang tiba tiba aku terkejut karna aku berada di dalam kereta kembali, aku mengambil nafas yang panjang "huu ahh.. ternyata mimpi"

bersambung

0 comments:

Post a Comment