Bulan, Bintang, dan Harapan

Saturday, March 5, 2016

Karya Elvisuna


 Langit begitu cerah malam ini. Angin yang berhembus tipis dan suara gemerisik daun menghiasi malam indah ini. Dimana Sang Bulan yang ditemani berjuta-juta Bintang di langit memancarkan cahayanya seakan tak
mau mengalah dengan sinar sang surya.

  Suatu ketika ada seorang pria, sebut saja si Pasir yang sangat mengagumi seorang
wanita sebut saja ‘Sang Bulan’. Si Pasir ingin mendekati si Bulan dan tanpa
sadar mereka sudah saling kenal. Setiap hari dia bercerita kepada si Bulan, si Bulan
pun menyambut hangat keinginan si Pasir. Si Pasir ini berusaha menggapai si
Bulan. Namun dia sadar bahwa tak hanya dirinya yang mengagumi si bulan. Tetapi fakta
itu tak menggoyahkan si Pasir untuk bisa menggapai si Bulan.

  Si Pasir dan Si bulan pun sudah semakin dekat, namun sayang di tengah kedekatan
itu si Pasir sadar bahwa ada ‘pengagum’ lain yang sudah lebih lama dari dia
untuk memperjuangkan si Bulan. Sebuah kebenaran mengejutkan terungkap, ternyata
si ‘pengagum lain’ adalah teman lamanya yaitu seorang Pria sebut saja si ‘Salju’. Si Pasir
pun mengurungkan niat dan lebih memilih untuk mendukung si Salju agar bisa
mencapai keinginannya untuk ‘menggapai Sang Bulan’.

  Hari demi hari berlalu. Si Pasir telah merelakan impiannya untuk ‘Menggapai Sang
Bulan’. Namun si Pasir tetap selalu bertukar cerita dengan si Bulan, berharap
si Bulan tau ‘Harapannya’ tanpa mengharapkan timbal balik dari si Bulan. “Bulan
tau ‘harapan’ yang aku pendam aja udah cukup kok”. Mereka pun mulai akrab
bercengrama, saling bertukar cerita. 

  Di hari lainnya saat mereka masih seperti biasanya, munculah sesosok wanita sebut
saja ‘Sang Bintang’. Tak butuh waktu lama, sang bintang juga mulai akrab dengan
yang lainnya. Saat itu mereka berempat telah begitu akrab, dan pada saat yang
sama pula, muncul setitik ‘harapan’ Bagi si Pasir untuk mengejar si Bintang
karena ‘harapan’ si Pasir kepada si Bulan telah di ikhlaskan untuk di
perjuangkan Oleh si Salju.

  Namun sayang bahkan sebelum si Salju sempat memenuhi ‘harapan’nya, si Bulan telah
menyatakan dengan tegas, bahwa tak satupun bisa menggapainya sampai batas waktu
yang belum di tentukan. Mendengar hal itu Si salju kehilangan ‘harapan’nya,
begitu juga si Pasir yang merasa ‘harapan’nya yang telah di ikhlaskan sekarang
memang tak mungkin untuk tercapai.

  Sejak saat itu mereka tetap tampak akrab, namu si Salju perlahan mulai jarang
terlihat di antara mereka, entah apa alasaanya. Si Pasir pun mulai mencoba
mewujudkan ‘harapan’nya untuk bisa menggapai sang bintang. Walaupun ‘harapan’nya
kepada si Bulan belum sirna sepenuhnya. Dan suatu ketika si Pasir bicara dari
hati ke hati pada si Bintang.

  “Bintang, maukah kamu memenuhi ‘harapan’ku untuk bisa menggapaimu, mengisi ruang kosong
di hatiku, dan selalu berada di sampingku. Agar bisa kulindungi sampai akhir
hayatku nanti?” ucap si Pasir

  “Pasir, iya aku mau. Aku akan memenuhi harapanmu, mengisi ruang kosong itu, dan selalu
berada di sampingmu. Hingga akhir hayatku nanti” jawab si Bintang

  Saat itu terpenuhi sudah harapan si Pasir, dan mereka berdua menjalani hubungan penuh
kasih sayang.

  Pada malam yang sama, si Pasir cerita kepada si Bulan bahwa sekarang ada cahaya yang telah menyinari hatinya,
yaitu si Bintang. Si Bulan pun menyambut kabar gembira ini dengan kebahagiaan. Setelahnya
Pasir juga menceritakannya pada si Salju,, Salju pun terlihat bahagia
mendengarnya, tapi entah kenapa Salju semakin terasa menjauh dari kehangatan
kebersamaan mereka.

  Hari demi hari mereka semakin dekat, mereka bertiga tetap saling bertukar cerita
seperti biasanya. Dan suatu ketika saat Pasir sedang sibuk dengan hal lain dan
hanya ada si Bulan dan si Bintang, Bulanpun bertanya tentang sudah sejauh apa
hubungan Bintang dengan si Pasir. Namun jawaban mengejutkan keluar dari bibir
si Bintang 

“hah? Aku sama pasir cuma sekedar teman doang kok, gak lebih”

Mendengar pernyataan itu, Bulan terkejut, speechless dan entah apa yang dirasakannya saat
mendengar ‘harapan’ si Pasir tenyata hanya terpenuhi secara ‘palsu’ dan
terkesan terpaksa oleh si Bintang...

End of Part 1

0 comments:

Post a Comment