Hai to Gensou no Grimgal [level 1] bab 19

Thursday, May 5, 2016

Untuk Sementara dan Besok

Sebelum mereka bertemu dengan Mary pada pukul 8 pagi, sebelum tidur di malam hari, Haruhiro dan yang lainnya memeras otak untuk memikirkan apa yang harus mereka lakukan dan apa yang harus mereka katakan pada Mary besok. Tapi tak seorang pun bisa memikirkan sesuatu. Kemudian, ketika mereka tiba di Kota Tua Damroww, mereka harus fokus pada pekerjaan, dan mereka tidak boleh mengkhawatirkan tentang hal lain.


Saat-saat penting tersebut berlalu begitu saja, dan tepat sebelum mereka kembali ke Altana pada malam hari, Haruhiro akhirnya memberanikan dirinya untuk mendekati Mary.

"Mary, ada sesuatu yang ingin kubicarakan padamu," Haruhiro mengatakannya dengan terus terang, sembari keluar dari toko di mana mereka menjual hasil barang jarahan hari ini.

"Aku paham," Mary menjawab sembari menyilangkan tangan di depan dadanya. ”Kalau begitu, bilang saja….."

Karena tadi malam semuanya sudah mendengar cerita tentang masa lalu Mary yang kelam, maka hari ini tak satu pun dari mereka sanggup bersikap normal di depan gadis itu. Mereka telah mendengar cerita tersebut dari Hayashi, dan seharusnya Mary tak mengetahui akan hal itu, namun Mary merasakan perubahan perilaku orang-orang di sekitarnya, sehingga dia pasti menduga bahwa ada sesuatu yang sudah terjadi pada mereka.

Dia mungkin berpikir bahwa mereka sudah memutuskan untuk mengeluarkannya dari Party ini. Mungkin saat ini Mary sedang membayangkan bahwa Haruhiro akan mengatakan, "Maaf Mary, tapi bolehkah aku memintamu untuk keluar dari Party ini?"

Karena tidak ingin membuat keributan, Mary pun segera menjawab, "Baiklah," sembari bersiap-siap meninggalkan mereka.

Dia menguatkan dirinya untuk mendengar apa yang akan dikatakan oleh Haruhiro. Nampaknya, Mary sudah sering kali mengalami hal serupa pada beberapa Party sebelumnya. Sungguh menyedihkan ketika tahu bahwa seorang gadis sering kali mengalami hal yang tak menyenangkan seperti ini.

"Mary ..." kata Haruhiro, sembari menyebutkan nama seorang gadis yang saat ini masih resmi menjadi anggota Party-nya.

Haruhiro menatap mata Mary, seolah-olah dia hendak berkata: “Ini tidak seperti yang kau pikirkan.”. Mata Mary sedikit menyipit. Haruhiro tidak sendirian. Mogzo, Yume, Shihoru, dan Ranta…. semua anggota Party juga menatap gadis itu. Mary tahu bahwa semuanya sedang memperhatikan dirinya, sehingga dia mulai merasa tidak nyaman. Tidak, ini tidak seperti yang kau pikirkan ... Lagi-lagi Haruhiro mengulangi kalimat itu di dalam pikirannya.

"Mary," kali ini Haruhiro mengucapkannya dengan nada keras. ”Party kami pernah memiliki seorang Priest sebelumnya. Namanya adalah Manato, dan dia sudah mati ... atau mungkin akan lebih tepat jika disebut, kami membiarkannya terbunuh. Kau boleh mengatakan bahwa dia adalah seorang perfeksionis, dan kami terlalu banyak mengandalkan dirinya. Ketika kami terluka selama pertarungan, dia tak segan-segan menyembuhkan kami walaupun lukanya hanyalah goresan kecil.”

"Manato adalah pemimpin kami," kata Haruhiro, "Dia adalah penyembuh kami yang terpercaya, dan ia bersama Mogzo selalu bertarung di lini depan, jadi dia bagaikan seorang Warrior. Rasanya seperti ada tiga peran dalam satu orang. Dia benar-benar orang yang mengagumkan, tetapi pada saat itu, kami tidak pernah menyadarinya. Di mata kami, dia hanyalah orang biasa. Aku yakin bahwa Manato menjalani masa-masa yang sulit pada saat itu, tapi dia tidak pernah sekalipun mengeluh, dan tak seorang pun dari kami membayangkan betapa berat beban yang ditanggung oleh Manato. Bahkan sampai sekarang, sepertinya aku tak sanggup membayangkan hal itu ... tapi dia sudah mati. Dia tidak lagi ada di dunia ini.”

Pastinya, Mary melihat kesamaan antara dirinya dan Manato. Bahkan, mungkin dia sudah mengerti bahwa Haruhiro menceritakan ini semua karena dia sudah tahu tentang kisah masa lalunya.

Haruhiro pun sempat ragu. Namun, setelah mendengar cerita Hayashi, ia cukup mengerti tentang apa yang telah terjadi pada Mary, dan Haruhiro pun mengerti mengapa Mary jadi seperti ini. Akan tetapi, haruskah ia memberitahu Mary bahwa dia tahu akan semua hal itu?

Haruhiro pun merasa bahwa ini bukanlah hal yang bisa diterima dengan mudah.

Hal "A" telah terjadi, kemudian terjadilah hal "B." Haruhiro mengerti bahwa manusia bukanlah makhluk yang sederhana ataupun mudah menyatakan apa yang ada di dalam benaknya, dan dia tidak ingin menjadi orang yang sok pandai membaca isi hati Mary. Jika ada orang yang mengklaim bahwa dirinya mampu mengetahui segala isi hati seseorang, maka dia adalah orang yang kurang aja. Jadi, satu-satunya hal yang bisa Haruhiro sampaikan pada Mary adalah perasaannya sendiri.

"Sejujurnya, dengan perginya Manato, aku berpikir bahwa semuanya telah usai," Haruhiro memulai. ”Aku berpikir bahwa tidak mungkin bagi kami meneruskan perjuangan ini tanpa adanya dirinya. Tetapi walaupun ia sudah mati, kami masih hidup. Kami harus terus hidup, dan kami tidak bisa terus hidup jika hanya duduk dan berpangku tangan. Kami masih berstatus sebagai anggota pelatihan Crimson Moon, sehingga kami harus berjuang untuk membeli makan dengan usaha sendiri.

Kemudian, kami mengundangmu untuk bergabung dengan Party. Suatu Party harus memiliki Priest; itulah sebabnya kami mengajakmu. Tidak ada alasan lain. Sekarang, aku sendiri, Ranta, Yume, dan Shihoru, kami hanyalah kumpulan orang tak berguna sejak awal. Namun Mogzo sedikit berbeda. Ia direkrut oleh Raghill, tetapi kemudian dia dibuang begitu saja setelah mereka mengambil semua uangnya. Manato adalah orang yang mengajaknya bergabung dengan kami. Walaupun kami hanyalah sampah, namun kami berhasil membentuk tim, dan juga berhasil menjalin persahabatan.

Seperti itulah permulaannya. Namun sejak saat itu, kami benar-benar menjadi tim yang utuh. Terkadang berbagai hal tidak berjalan dengan baik, terkadang kami saling memarahi satu sama lain, terkadang kami berkelahi satu sama lain, tetapi pada akhirnya, kami masih menganggap semua anggota Party sebagai teman. Tidak peduli keadaan macam apa yang kami hadapi, yang terpenting adalah, kami semua masih berada di sini untuk berjuang melanjutkan hidup. Bagiku, semuanya teman dan rekan kerja yang sangatlah berharga. Termasuk dirimu………. Mary.”

Mary tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia menatap Haruhiro dengan pandangan tajam, lama, dan tanpa gerakan, namun dia masih berkedip sesekali.

"Aku juga." Shihoru diam-diam mengangkat tangannya.”Aku juga menganggapmu sebagai teman.”

"Setuju," Yume tersenyum lebar. ”Mary memang super imut!"

"T-tentu saja aku juga setuju." Mogzo masih saja mengenakan helm barbute barunya.”Tentu saja aku menganggapmu sebagai teman. Aku semakin yakin jika kau berada bersama kami."

Ranta mendengus.”Aku ... aku ... yah, kau tahu. Aku memang berisik ketika aku terluka. Tapi, aku memang begitu kalau sedang bertarung ... mungkin. Tapi, uhhh ... yeah, kurasa. Bukankah kita teman?”

"Neraka akan membeku besok*," kata Haruhiro sembari menatap langit tak berawan di atasnya. ”Ranta, mengakui bahwa dia sendiri tidaklah sempurna. Neraka, surga, dan bumi semuanya akan membeku*.”
[*Catatan penerjemah: “Neraka yang membeku” adalah semacam ungkapan yang bermakna “selamanya”. Tampaknya Haruhiro ingin mengungkapkan bahwa persahabatan mereka akan berlangsung selamanya. Sumber: Kamus Oxford.]
"Hei! Aku mengakui semua keburukanku, dan aku akan terus memperbaikinya! Bakat-perbaikan-diri milikku di atas rata-rata! Kau sudah kenal aku begitu lama, dan kau masih saja tidak menyadarinya?!”

"Kalau kau berkata demikian, ya okelah."

"Oi! Haruhiro! Jangan hanya berhenti di situ! Kau membuatku sedih!"

"Aku pikir, akan lebih baik jika kita menetapkan tujuan lebih lebih cepat, daripada terus menundanya," lanjut Haruhiro. ”Walaupun itu hanyalah tujuan jangka pendek ..."

Dia melirik Mary. Gadis itu tampak tidak terpengaruh sejauh ini, dan dia masih menatap tajam ke arah Haruhiro. Haruhiro berharap bahwa Mary tidak berniat untuk menolak tawaran mereka untuk bersahabat. Ini akan menjadi awal yang baik baginya.

"... Semuanya menjadi kacau akhir-akhir ini," kata Haruhiro. ”Aku bahkan tidak yakin sanggup membeli kontrak Crimson Moon walaupun bekerja sangat keras. Kami hanya akan melalui hari demi hari tanpa adanya tujuan yang nyata. Mari kita hentikan itu, dan mari kita temukan arah yang hendak kita tuju.”

"Tujuan kami adalah menjadi MILIADER! Kemudian MENDOMINASI DUNIA!!!"

Haruhiro mengabaikan Ranta sepenuhnya, dan mengungkapkan pikirannya pada semuanya…. semuanya, kecuali Ranta yang sangat menjengkelkan, dan Mary yang terdiam seribu bahasa pun akhirnya menyetujuinya.

"Aku tidak peduli tentang apa pun selain uang dan kekuasaan," Ranta menyatakannya. ”Aku kira, aku juga pengen jadi populer di mata para gadis. Tapi jika pengen punya banyak gadis, kau juga membutuhkan uang dan kekuasaan ...” Dia berhenti sejenak. ”Sepertinya, idemu untuk menentukan tujuan jangka pendek adalah awal yang baik untuk mencapai dominasi dunia ... sepertinya ...” katanya dengan enggan.

Yume menghela napas berat. ”Bicara pada Ranta akan membutuhkan waktu yang lebih lama daripada mengantre di bank, dan lebih membosankan daripada mendengarkan pelajaran matematika.”

Mereka mulai lagi deh, pikir Haruhiro, dan dia berbalik pada Mary.”Mary, lantas apa yang kamu pikirkan?"

Mary menghindari tatapannya, tampaknya dia memberikan anggukan yang begitu pelan dan samar. Haruhiro menganggap itu sebagai tanda persetujuan dari gadis tersebut.

"Apakah kau ingin makan malam bersama kami malam ini?" Tanyanya.

"Tidak, terima kasih." Kemudian dia menambahkan dengan suara yang begitu tenang, "... tidak untuk saat ini.”

"Baiklah."

Apa sih yang kau harapkan? Haruhiro mengatakan pada dirinya sendiri. Semuanya tidak akan membaik jika kau hanya bertindak seperti itu. Tapi, tentu saja Haruhiro tidak sabar. Tak seorang pun tahu kapan mereka akan berpisah. Haruhiro dan yang lainnya sudah membakar salah satu temannya yang paling berharga sampai menjadi abu, namun itu adalah salah satu langkah untuk terus maju menyongsong masa depan. Dan tak ada seorang pun yang tahu bahwa ajal mereka semakin mendekat.

Namun, apapun itu, perubahan akan terjadi walaupun hanya satu langkah maju. Bagi Haruhiro dan teman-teman lainnya yang sama sekali tidak punya kelebihan apapun, satu langkah kecil adalah satu-satunya cara mereka meraih masa depan.

Dan jika dia tidak salah dengar, sebelum Mary berbalik untuk pergi, dia sempat berbisik, "Sampai jumpa besok."

Memang. Walaupun kita berhenti untuk sementara waktu, hari esok pun akan datang.

0 comments:

Post a Comment