Overlord [volume 1] chapter 1 bagian 1

Friday, May 27, 2016

Akhir Dan Permulaan (bagian 1)

Ini adalah tahun 2138 A.D., dan  istilah DMMO-RPG sudah menjadi hal yang biasa.
DMMO-RPG merupakan kepanjangan dari «Dive Massively Multiplayer Online Role Playing Game», sebuah game interaktif dimana orang – orang bisa bermain di dunia virtual layaknya dunia nyata, dengan mengkoneksikan sebuah konsol ke dalam neuron nanointerface, yaitu sebuah jaringan nano-computer intracerebral yang terdiri dari cyber- dan nano-technology.

Memungkinkan seseorang masuk ke game layaknya kenyataan.
Di tengah banyaknya DMMO-RPG yang sedang berkembang, terdapat satu game yang benar – benar populer.
Yggdrasil.
Game ini adalah game terbaik yang diproduksi oleh developer Jepang dan rilis 12 tahun yang lalu, di tahun 2126.
Jika dibandingkan dengan DMMO-RPG lainnya, Yggdrasil merupakan sebuah game yang menawarkan kebebasan pemain yang sangat tinggi.
Jumlah class yang menjadi basic game bisa  melebihi 2000 jumlahnya, jika kamu menambahkan normal class dan juga high-rank class.
Level maksimum setiap class adalah 15, yang berarti setiap pemain harus memiliki sedikitnya 7 class untuk mencapai level tertinggi yaitu level 100.
Selain itu, seseorang bisa merasakan berbagai macam class selama dia memenuhi seluruh syarat class tersebut. Jika sangat menginginkannya, bisa juga untuk mempunyai 100 profesi level satu. Namun cara ini sangat tidak efisien.
Dengan kata lain, ini adalah sistem dimana tidak memungkinkan untuk memiliki karakter yang identik kecuali kamu dengan sengaja membuatnya begitu.
Kebebasan juga diterapkan pada visual. Jika kamu menggunakan alat pencipta yang dijual secara terpisah, kamu bisa mengubah penampilan senjata dan armor, data interior, karakter visual serta pengaturan detail dari home-screen pemain.
Apa yang menunggu para pemain saat mereka pergi berpetualang adalah sebuah dunia yang sangat luas. Sembilan dunia terdiri dari Asgard, Alfheim, Vanaheim, Nidavellir, Midgard, Jotunheim, Niflheim, Helheim, dan Muspelheim.
Sebuah dunia luas, class yang tak terhitung, dan  visual yang sepenuhnya bisa diatur.
Hal – hal inilah yang memicu semangat para pemain Jepang dan menyebabkan fenomena yang disebut ‘visual popularity’.
Dengan meledaknya popularitas belakangan ini, hal itu telah mencapai level pengakuan dimana Yggdrasil dan DMMO-RPG dianggap sebagai sesuatu yang sama di Jepang.
—Namun, semua itu adalah cerita di masa lalu.
*
Sebuah meja bundar yang megah dipenuhi kilauan batu obsidian berada di tengah – tengah ruangan guild, dikelilingi oleh 41 kursi yang mewah.
Tapi kebanyakan diantara kursi – kursi itu kosong.
Hanya dua sosok yang sekarang terlihat di tempat di mana semua anggota pernah menggunakannya untuk duduk itu.
Salah satunya menggunakan pakaian yang rumit, seragam akademi berwarna hitam dengan pinggiran berwana emas dan ungu. Dekorasi di lehernya tampak agak berlebihan, tapi anehnya hal itu terlihat cocok dengan dirinya.
Namun, kepala yang sedang di duduk menggunakan kerah mewah itu tak lebih dari sebuah tengkorak, tanpa kulit dan daging. Terdapat cahaya merah gelap di dalam soket kosong matanya, dan sebuah objek seperti lingkaran berkilauan di belakang kepalanya.
Sosok lain yang sedang duduk juga bukanlah manusia. Tubuhnya terlihat seperti gumpalan lengket berwarna hitam. Penampilannya, mengingatkan kita akan adonan yang digunakan untuk mengaspal jalan, bergetar dan tidak pernah mempertahankan bentuknya bahkan untuk satu detikpun.
Yang pertama adalah seorang Overlord peringkat teratas bahkan diantara para pemimpin Lich — Seorang penyihir yang berubah menjadi undead untuk memperoleh ultimate magic. Yang kedua adalah seorang Elder Black Ooze, sebuah ras dengan kemampuan asam yang kuat dan merupakan salah satu yang terkuat diantara tipe slime.
Namun, mereka bukanlah monster.
Mereka adalah karakter player.
Ras yang bisa dipilih dalam Yggdrasil dibagi menjadi tiga kategori: klasik, ras humanoid seperti human, dan elv; ras demi-human dengan penampilan mengerikan seperti goblin, orc, dan ogre, yang disukai karena kekuatan fisik mereka; dan ras heteromorphic dengan kemampuan monster dan statistic lebih tinggi dari ras lainnya, dengan pembatasan di beberapa aspek. Jika kamu memasukkan ketiga ras tingkat tinggi ini, jumlah total semua ras bisa mencapai 700.
Tentu saja, Overlord dan Elder Black Ooze merupakan salah satu ras heteromorphic tingkat tinggi yang bisa para pemain pilih.
Di antara mereka berdua, Overlord berbicara tanpa menggerakkan mulutnya. Meskipun merupakan generasi top DMMO-RPG sebelumnya, teknologi yang digunakan belum bisa mengubah ekspresi ketika dalam percakapan.
“Wow, bukankah sudah cukup lama, ‘Meromero’-sama. Meskipun ini merupakan hari terakhir dari Yggdrasil, Aku sejujurnya tidak terlalu mengharapkan seseorang akan datang.”
“Memang benar. Sudah begitu lama, ‘Momonga’-sama.”
Elder Black Ooze menjawab dengan suara seorang pria dewasa, tetapi jika dibandingkan dengan Sang Overlord, tidak ada tanda – tanda tenaga ataupun semangat saat dia berbicara.
“Ini pertama kalinya sejak kamu mengganti pekerjaan di dunia nyata, jadi sudah berapa lama itu?… Bukankah sudah sekitar dua tahun?”
“Ah — mungkin benar. Wow~ Sudah selama itu ternyata … Oh boy, tubuhku terasa sakit karena aku selalu lembur akhir – akhir ini.”
“Bukankah itu pertanda buruk? Apa kau baik – baik saja?”
“Secara fisik? Aku benar – benar hancur. Ini tidak separah sehingga aku harus pergi ke dokter, tapi aku hampir diambang itu. Aku sangat ingin melarikan diri. Tapi, aku masih harus memenuhi kebutuhan hidupku, meskipun aku harus bekerja keras bakaikan budak.”
“Wow…”
Sang Overlord—Momonga memiringkan kepalanya ke belakang dan membuat ekspresi prihatin.
“Sungguh, ini tak tertahankan.”
Suara suram Meromero, sarat akan perasaan luar biasa dari dunia nyata, mengenai Momonga seakan menimbulkan serangan berkelanjutan.
Keluhan tentang pekerjaannya di dunia nyata terus berlanjut.
Cerita tentang bawahannya yang kurang ajar, rencana yang diubah sepenuhnya hanya dalam waktu semalam, kritik dari atasannya karena gagal memenuhi kuota, hari – hari lembur untuk menyelesaikan pekerjaannya, kenaikan berat badan yang tidak normal karena mengabaikan bioritmenya, serta peningkatan obat – obatan yang dia gunakan setiap harinya.
Akhirnya, percakapan itu beralih ke satu sisi dimana Meromero mengeluarkan semua kekesalannya seperti bendungan yang rusak.
Terdapat banyak orang yang menghindari berbicara tentang dunia nyata saat berada di dunia virtual. Perasaan tidak ingin menyeret masalah dunia nyata ke dalam dunia virtual merupakan sesuatu yang dapat dimengerti.
Tetapi, kedua orang ini tidak berpikir demikian.
Sebuah guild — tim yang dibentuk, diatur dan dioperasikan oleh sekumpulan pemain — Dan mereka yang menjadi bagian dari, Ainz Ooal Gown, mempunyai dua aturan untuk bergabung.
Pertama, kamu harus menjadi anggota aktif dari komunitas. Kedua, kamu harus berasal dari ras heteromorphic.
Karena sifat dari guild, ada banyak kasus di mana keluhan tentang pekerjaan di dunia nyata menjadi topic, dan ini diterima oleh semua anggota guild. Bisa dikatakan percakapan antara mereka berdua merupakan pemandangan sehari – hari yang ada di Ainz Ooal Gown.
Setelah beberapa waktu berlalu, kata – kata keluhan dari mulut Meromero akhirnya berhenti.
“… Aku minta maaf terus mengeluh tidak ada habisnya. Aku tidak memiliki banyak kesempatan untuk melampiaskannya di sisi lain.”
Meromero menggerakkan apa yang tampak seperti kepala seakan membungkuk. Menanggapi hal ini, Momonga dengan cepat menjawab.
“Tidak apa – apa, Meromero-sama. Akulah yang memintamu datang, meskipun kau sedang kelelahan.”
Dibandingkan sebelumnya, tawa samar dengan sedikit semangat terdengar dari Meromero.
“Terima kasih banyak, Momonga-sama. Aku senang bisa log in dan bertemu denganmu.”
“Senang mendengarnya.”
“… Tapi aku rasa sudah waktunya bagiku untuk …”
Tentakel Meromero bergerak di udara seperti meyentuh sesuatu. Dia sedang mengoperasikan menu konsolnya.
“Ah, kau benar. Ini sudah sangat malam.”
“Maafkan aku, Momonga-sama.”
Momonga mendesah pelan untuk menyembunyikan emosi yang bangkit di dalam dirinya.
“Aku mengerti. Sangat disayangkan. … Sungguh, waktu yang menyenangkan selalu berlalu dengan cepat.”
“Aku sangat ingin bersamamu sampai akhir, tapi sekarang ini aku sudah sangat lelah..”
“Kau pasti benar – benar kelelahan. Segeralah log out dan beristirahat.”
“Aku sangat menyesal. … Momon-, ah tidak, Guildmaster, apa yang akan kau lakukan?”
“Aku berencana untuk tetap online sampai di diskonek karena penutupan server. Masih ada waktu… Siapa tahu, ada anggota lain yang akan datang.
“Begitukah. … Terus terang, aku tidak menyangka bahwa tempat ini masih ada.”
Pada saat seperti ini, benar – benar merupakan hal bagus untuk sistem tidak bisa menampilkan ekspresi wajah para pemain. Karena jika bisa, orang lain akan melihat Sang Overlord meringis dalam sekejap. Momonga menutup mulutnya untuk menahan gejolak emosi yang tiba – tiba dia rasakan, karena jika dia tidak melakukannya, semua itu akan keluar dari mulutnya.
Dia telah mati – matian mempertahankan guild karena ini adalah sesuatu yang mereka buat bersama, jadi merupakan hal wajar jika dia merasa akan kehilangan kontrol ketika mendengar kata – kata dari salah satu teman seperjuangannya. Tapi perasaan itu menghilang setelah apa yang Meromero katakan selanjutnya.
“Sebagai pemimpin, kau telah menjaga tempat ini sehingga kami bisa kembali setiap saat, terima kasih.”
“…Kita telah membuat seluruh tempat ini bersama – sama. Merupakan tugas seorang guildmaster untuk menjaga dan mengawasinya sehingga semua orang bisa kembali kapanpun!”
“Ini berkat kehadiranmu kita bisa menikmati game ini sepenuh hati…. Jika saja nanti kita bisa bertemu lagi, akan menyenangkan jika hal itu terjadi di Yggdrasil II.”
“Aku belum mendengar tentang hal itu… tapi aku sangat berharap itu terjadi.”
“Mari berkumpul lagi jika itu benar – benar terjadi! Well, aku benar – benar sudah mengantuk saat ini, jadi aku akan log out sekarang … aku senang bisa bertemu denganmu sebelum semua ini berakhir. Sampai jumpa.”
“…”
Untuk sesaat, Momonga tidak bisa mengatakan apapun. Namun, dengan segera dia memberikan kata – kata terakhirnya.
“Aku juga menghabiskan waktu yang menyenangkan berkat dirimu. Sampai jumpa.”
Sebuah emoticon tersenyum tiba – tiba muncul di atas kepala Meromero. Karena tidak ada kemampuan menampilkan ekspresi wajah di dalam Yggdrasil, para pemain memanfaatkan emoticon untuk mengekspresikan perasaan mereka. Momonga mengoperasikan konsolnya dan memilih emoticon yang sama.
Lalu, kalimat terakhir Meromero pun terdengar.
“Mari bertemu lagi di tempat lain.”
— Yang terakhir dari tiga anggota guild yang datang hari ini telah pergi.
Keheningan kembali memenuhi ruangan guild itu sekali lagi, menghapus semua jejak para anggota yang telah datang. Kesunyian tanpa kenangan dan emosi.
Melihat kursi yang digunakan Meromero duduk beberapa waktu yang lalu, Momonga kembali bergumam.
“Meskipun aku tahu kau lelah, karena ini adalah hari terakhir dan kau sudah terlanjur datang, tidak bisakah kau tetap di sini sampai saat terakhir—?”
Tentu saja, tidak ada jawaban yang terdengar. Meromero sudah log out ke dunia nyata.
Haah…
Momonga menghela napas dalam.
Pada akhirnya dia tidak bisa mengatakan kata – kata itu.
Kenyataan jika Meromero selalu kelelahan sudah terlihat dari moodnya saat berbicara. Tapi saat Meromero melihat email yang dia kirimkan dan datang hari ini, untuk hari terakhir di Yggdrasil. Dia seharusnya sudah sangat berterima kasih, mengaharapkan lebih dari ini sudah merupakan hal yang tak tahu malu.
Momonga menatap kursi dimana Meromero duduk beberapa waktu yang lalu, kemudian melihat sekelilingnya. Yang terlihat olehnya adalah 39 kursi yang kawan – kawan lamanya pernah gunakan untuk duduk. Setelah sekilas melihat sekeliling, matanya kembali melihat tempat duduk Meromero sekali lagi.
“Mari bertemu lagi di tempat lain …”
Mari kita bertemu suatu hari nanti.
Sampai bertemu lagi.
Dia telah mendengar kalimat itu berulang kali. Tetapi mereka tidak pernah memegang kata – kata mereka..
Tak ada seorang pun yang kembali ke Yggdrasil.
“Hanya saja kapan dan di mana kita akan bertemu lagi …”
Bahu Momonga bergetar hebat. Lalu perasaan yang sudah dia tahan sampai saat ini pun meledak.
“— JANGAN BERCANDA!”
Dengan teriakan marah, dia memukulkan tangannya ke atas meja. Menilai tindakan itu sebagai serangan, sistem menghitung variable yang tak terhitung jumlahnya seperti damage dari serangan tangan kosong Momonga, pertahanan dari struktur meja dan menampilkan hasilnya dimana jumlah serangan yang dihasilkan Momonga adalah “0”.
“Tempat ini adalah Grand Underground Grave of Nazarick yang kita bangun bersama! Bagaimana mungkin kalian menyerah begitu mudahnya?!”
Apa yang mengikuti kemarahannya hanyalah kesunyian.
“… Tidak, bukan seperti itu. Mereka tidak menyerah. Mereka hanya dihadapkan kepada pilihan antara “kenyataan” dan “fantasi”. Ah, hal ini tak bisa dihindari, dan tidak ada pengkhianatan. Ini pasti merupakan pilihan yang sulit bagi mereka …”
Momonga bergumam seakan menghibur dirinya sendiri lalu berdiri dari tempat duduknya. Dia berjalan ke arah dinding di mana sebuah staff tergantung di sana.
Memiliki lambang dewa Herme Yunani sebagai motifnya, staff ini terbentuk dari tujuh ular yang saling melilit, Terdapat permata yang berbeda warna di setiap mulutnya. Cengkeramannya terlihat seperti kristal, dan mengeluarkan cahaya putih kebiruan.
Staff dengan kualistas tertinggi ini merupakan ‘senjata guild’ di mana setiap guild hanya diperbolehkan memiliki satu, dan merupakan item yang menjadi simbol dari Ainz Ooal Gown.
Semula, guildmaster seharusnya membawa ini bersamanya, jadi mengapa staff ini hanya tergantung di dinding sebagai hiasan?
Itu karena staff ini adalah eksistensi yang melambangkan guild.
Kehancuran dari senjata guild sama artinya dengan pembubaran guild. Karena hal itu senjata guild biasanya disimpan di tempat yang paling aman. Meskipun dengan kemampuan yang luar biasa senjata guild tidak pernah dibawa keluar, bahkan guild terkemuka seperti Ainz Ooal Gown tidak terkecuali, staff ini tidak pernah digunakan oleh Momonga meskipun sebenarnya benda itu dibuat untuknya, dan hanya menjadi hiasan dinding.
Momonga mengulurkan tangannya ke arah staff, tapi dia berhenti di tengah jalan. Pada saat ini— meskipun mengetahui penutupan layanan Yggdrasil semakin dekat, dia merasa ragu atas tindakannya yang tidak menghargai kenangan berharga saat mereka membuat benda ini bersama – sama.
Hari – hari yang mereka habiskan berpetualang untuk membuat senjata guild ini.
Masa lalu yang indah di mana mereka membagi guild kedalam beberapa tim dan mengumpulkan bahan – bahan seakan sebuah konstes, berdebat tentang bagaimana penampilan senjata itu nantinya, menggabungkan saran semua anggota dan membuatnya sedikit demi sedikit.
Itu adalah masa kejayaan dari Ainz Ooal Gown — waktu ketika mereka berada di posisi puncak.
Ada anggota yang tetap datang meskipun kekelahan karena lembur. Bahkan ada anggota yang datang sehabis bertengkar dengan istrinya karena mengabaikan waktu bersama keluarga. Ada juga yang tertawa tanpa beban dan mengatakan jika dia mengambil cuti.
Ada saat – saat dimana mereka menghabiskan hari hanya untuk mengobrol, mendapat pekerjaan setelah sekian lama menganggur. Ada hari – hari di mana mereka merencanakan petualangan dan mengumpulkan harta. Ada juga saat mereka pergi menyerang dan menaklukkan kastil guild lainnya. Ada hari ketika mereka menghancurkan semua boss monster tersembunyi yang bisa mereka temukan. Mereka juga telah menemukan sumber daya yang belum ditemukan orang lain sebelumnya, serta menempatkan berbagai macam monster di markas mereka untuk menghadapi pemain lain yang menyerang.
Tapi saat ini tidak ada seorang pun.
37 dari 41 anggota telah berhenti, meskipun ketiga sisanya masih tetap menjadi anggota guild, namun hanya namanya saja yang masih tertera. Momonga tidak bisa mengingat kapan terakhir kali mereka muncul kecuali hari ini.
Momonga membuka konsolnya dan mengakses data game, tempat di mana dia mencari peringkat guild. Dulu mereka pernah berada di peringkat 9 dari sekitar 800 guild yang ada, tapi sekarang mereka sudah turun ke peringkat 29. Tetapi, ini masih lebih baik jika dibandingkan peringkat terendah yang mereka pernah alami yakni 48.
Alasan guild bisa mempertahankan peringkatnya bukan karena campur tangan Momonga, tetapi berkat item yang ditinggalkan oleh teman – teman lamanya — peninggalan masa lalu.
Meskipun banyak anggota yang menerlantarkan guild sekarang, ada kalanya dulu di mana guild ini bersinar.
— Dan hasil dari jeri payah waktu itu adalah.
Senjata guild: Staff of Ainz Ooal Gown.
Momonga tidak ingin menerlantarkan senjata yang dipenuhi kenangan indah mereka semua, Namun perasaan yang bertentangan dengan hal itu mendorongnya.
Selama ini, Momonga selalu mementingkan hasil keputusan mayoritas.
Meskipun dia adalah seorang guildmaster, apa yang dia lakukan hanyalah sesuatu seperti menghubungi mereka semua.
Karena itu, saat tidak ada anggota lain saat ini, keinginan untuk menggunakan otoritasnya sebagai guildmaster terlintas dalam pikirannya untuk pertama kali.
“Perlengkapan ini masih belum cukup.”
Bergumam pada dirinya sendiri, Momonga mulai mengoperasikan konsol untuk melengkapi avatarnya dengan equip yang pantas bagi posisinya sebagai guildmaster.
Persenjataan di Yggdrasil diklasifikasikan berdasarkan ukuran data mereka. Semakin besar data, semakin tinggi pula kelas senjata tersebut. Mulai yang paling bawah, kelasnya adalah: Lesser, Minor, Medium, Major, Greater, Legacy, Relic, dan Legendary. Tapi saat ini, Momonga menggunakan persenjataan lengkap di kelas tertinggi dibandingkan kelas senjata sebelumnya— Divine.
Pada jari – jari tanpa dagingnya terdapat sembilan cincin, di mana setiap cincin mempunyai kekuatan yang berbeda. Selanjutnya kalung, sarung tangan, sepatu, jubah, dan gelang semuanya merupakan item kelas Divine. Jika dinilai dari harganya, semua barang – barang tersebut merupakan item yang sangat berharga.
Sebuah jubah terpasang di pundaknya, dan ada aura berwarna merah darah yang muncul didaerah sekitar kakinya. Meskipun aura itu ganas dan menakutkan, itu bukanlah berasal dari skill Momonga. Dia hanya menambahkan sebuah efek ‘chaostic aura’ kedalam jubahnya, berhubung masih ada ruang tersisa dalam kapasitas data visualnya. Jadi menyentuhya sangatlah aman.
Banyak ikon muncul di sudut bidang penglihatan Momonga, menunjukkan peningkatan kemampuannya.
Setelah mengganti perlengkapan dan mempersenjatai dirinya, Momonga mengangguk puas karena equip yang dia gunakan saat ini cocok dengan posisinya sebagai guildmaster. Lalu dia mengulurkan tangannya dan meraih Staff of Ainz Ooal Gown.
Saat dia memegang staff itu di tangannya, tongkat itu mengeluarkan pusaran aura berwarna merah gelap. Terkadang membentuk wajah manusia yang kesakitan kemudian menghilang. Seolah – olah kita bisa mendengar suara manusia yang sedang menderita.
“…visual efek yang menjijikkan.”
Staff terkuat yang tidak pernah dipakai sekalipun akhirnya berada di tangan pemilik aslinya, bersama akhir dari Yggdrasil.
Memastikan ikon yang menunjukkan peningkatan drastis dari statnya sekali lagi, dia merasa sedikit kesepian.
“Haruskah kita segera pergi, simbol guild Ainz Ooal Gown? Tidak, bukan seperti itu — Ayo kita pergi, simbol guild Ainz Ooal Gown.”

Translator : Erytrhina, Source : Oriontranslations

0 comments:

Post a Comment