Overlord [volume 1] chapter 1 bagian 3

Friday, May 27, 2016

Akhir Dan Permulaan (bagian 3)


Terletak di perbatasan antara Kekaisaran Baharuth dan Kerajaan Re-Estize, ke selatan pegunungan Azellerisia, adalah sebuah hutan luas yang disebut ‘The Great Forest of Tove’. Di pinggiran hutan ini, terdapat sebuah pemukiman kecil bernama Desa Carne.

Memiliki populasi sebanyak 120 orang, yang terdiri dari 25 kepala keluarga. Bagi sebuah desa di perbatasan Kerajaan Re-Estize, jumlah ini tidaklah biasa.
Mata pencarian utama penduduk desa berasal dari hutan dan hasil panen mereka, karena hampir tidak ada pengunjung kecuali beberapa dokter yang mencari tanaman herbal serta penagih pajak yang datang setahun sekali. Desa ini seperti desa yang terabaikan.
Para penduduk desa sudah mulai sibuk sejak matahari muncul. Sebagai desa yang tidak diberkati cahaya keajaiban, 「Perpetual Light」, mereka harus bekerja mulai dari matahari terbit sampai matahari kembali terbenam.
Tugas pertama Enri Emmott setiap harinya adalah pergi ke sumur terdekat dan mengambil air dari sana. Jika tangki air di dalam rumahnya sudah penuh, itu berarti tugas pertamanya sudah selesai. Pada saat itu, ibunya akan menyiapkan makanan, dan keempat anggota keluarga itu akan menikmati makan pagi bersama.
Sarapan terdiri dari bubur gandum, serta beberapa sayuran yang ditumis. Terkadang mereka juga akan makan buah – buahan. Setelah makan bersama kedua orang tuanya, adiknya yang berusia 10 tahun akan pergi ke hutan untuk mengumpulkan kayu bakar, atau membantu di ladang. Di pusat desa——setelah lonceng yang menandakan siang hari berbunyi, setiap orang akan beristirahat di dekat alun – alun sambil makan siang bersama.
Makan siang terdiri dari roti berumur beberapa hari, ditemani dengan sup daging cincang.
Setelah itu, mereka akan terus bekerja di ladang sampai matahari terbenam lalu pulang ke rumah masing – masing untuk makan malam.
Seperti siang, makan malam juga terdiri dari roti hitam, bersama dengan sup kacang. Jika beberapa pemburu berhasil mendapatkan hewan buruan, juga akan ada beberapa daging. Setelah makan malam, semua orang akan menggunakan lampu dari dapur dan berbincang dengan gembira, sambil memperbaiki pakaian – pakaian yang robek.
Mereka akan pergi tidur sekitar pukul 8.
Enri Emmott lahir 16 tahun yang lalu, dan sampai hari ini dia tidak pernah meninggalkan desa. Dia bertanya – tanya, apakah hari – harinya akan selalu tetap sama?
Seperti hari – hari sebelumya, Enri bangun dari tempat tidur dan pergi ke sumur untuk menimba air.
Biasanya dia harus bolak balik sebanyak 3 kali untuk mengisi tangki air besar di rumahnya.
“Yosh”
Enri menggulung lengan bajunya dan memperlihatkan kulit putih yang belum banyak terkena sinar matahari. Bekerja di ladang telah membuat lengannya ramping tapi berotot.
Meskipun timba yang diisi air berat, Enri dengan mudah mengangkatnya.
Jika timba itu diisi sampai penuh, dia akan berjalan lebih sedikit, dan itu akan membuat pekerjaannya lebih cepat, bukan?
Tapi juga tidak boleh terlalu berat. Sambil memikirkan hal ini. Enri mulai berjalan ke arah rumahnya. Dalam perjalanan pulang dia mendengar sebuah suara dan ketika berputar ke arah itu perasaannya dipenuhi dengan rasa takut.
Suara yang didengarnya adalah suara kayu yang hancur. Diikuti oleh───
“Sebuah jeritan────?”
Kedengarannya seperti suara burung yang sedang dicekik. Tapi jelas itu bukan berasal dari seekor burung. Enri hanya bisa menggigil ketakutan. Dia tidak ingin mempercayainya. Itu pasti hanyalah imajinasinya saja, tadi itu pasti bukanlah jeritan manusia. Banyak pikiran – pikran buruk melintas di kepalanya.
Dia harus cepat, karena jeritan itu berasal dari arah rumahnya.
Dia melempar timba air ke samping, karena tidak mungkin baginya berlari sambil membawa sesuatu yang berat.
Meskpin ia hampir tersandung gaunnya, dia dengan cepat mengembalikan keseimbangannya.
Suara itu terdengar lagi.
Jantungnya serasa seperti ditumbuk.
Itu pasti jeritan manusia, tidak salah lagi.
Dia terus berlari, lari dan berlari.
Selama hidupnya dia tidak pernah merasa berlari secepat ini, dia lari sampai tersandung kakinya sendiri.
Suara dari seekor kuda, orang – orang yang menjerit dan teriakan.
Semuanya menjadi jelas dan lebih jelas lagi.
Tepat di depan mata Enri, dari kejauahan, dia bisa melihat orang – orang aneh dengan mengenakan armor mengacungkan pedang ke arah para penduduk desa.
Di atas tanah terdapat seseorang dengan luka tusukan yang dalam.
“Bapak Morjina…”
Di sebuah desa kecil seperti ini, tidak ada orang yang diperlakukan seperti orang asing, semuanya merupakan bagian dari keluarga. Jadi Enri mengenali orang tersebut.
Walaupun ia terkadang berisik, dia adalah seseorang yang baik dan tidak layak mati dengan cara ini. Berpikir untuk berhenti——Enri menggigit bibir bawahnya dan terus berlari.
Jarak pendek untuk mengambil air sekarang serasa seperti satu abad. Angin membawa suara teriakan dan kutukan ke telinganya. Akhirnya pemandangan dari rumahnya dapat terlihat.
“Ayah! Ibu! Nimu!”
Sambil teriak, Enri membuka pintu dan melihat wajah keluarganya yang tidak bergerak, dipenuhi ketakutan. Namun ketika Enri masuk melalui pintu, ekspresi mereka langsung berubah, menunjukkan kelegaan.
“Enri! Kau baik – baik saja!”
Ayahnya, dengan tangan kuat yang ia peroleh dari bekerja di ladang, menggenggam tangan Enri.
“Ahh, Enri…”
Ibunya dengan hangat memeluknya.
“Bagus, Enri juga telah kembali, sekarang ayo cepat kita melarikan diri!”
Saat ini, situasi keluarga Emmott sedang dalam keadaan krisis. Mereka khawatir ketika Enri belum kembali ke rumah, membuat mereka kehilangan kesempatan untuk melarikan diri. Mereka benar – benar dalam bahaya.
Tapi ketakutan mereka dengan cepat menjadi kenyataan.
Saat mereka ingin melarikan diri——sesosok orang terlihat di ambang pintu. Berdiri di bawah sinar matahari mengenakalan armor lengkap berlambang Kekaisaran Baharuth. Di tangannya, ia memegang sarung pedang.
Kekaisaran Baharuth terus menerus berperang dengan tetanggannya, Kerajaan Re-Estize. Tapi invasi hanya akan terjadi di dekat kota benteng Eae Rantel, mereka tidak pernah mencapai desa ini sebelumnya.
Kehidupan damai di desa ini tiba – tiba menghilang.
Dari celah helm, sepasang mata dengan dingin menghitung jumlah keluarga Enri. Melihatnya membuat Enri sangat ketakutan.
Ksatria itu menggenggam pedangnya, suara berderit terdengar saat ia melakukan hal tersebut.
Ketika dia akan memasuki rumah───
“Huargh!”
“Ergh!”
——Ayahnya menerjang ke arang Ksatria, mendorong mereka berdua keluar pintu.
“Pergilah!”
“Kau!”
Terdapat darah yang terciprat di wajah ayahnya.
Baik ayahnya maupun ksatria berkelahi satu sama lain di atas tanah. Ksatria itu menekan pisau ayahnya, dan pada saat yang sama ayahnya menghentikan pedang ksatria.
Melihat ayahnya berdarah, pikiran Enri menjadi kosong: dia bingung apakah harus menolong ayahnya atau dengan cepat melarikan diri.
“Enri! Nimu!”
Teriakan ibunya membuat dia kembali tersadar, Enri melihat ibunya mengelengkan kepala dengan ekspresi sedih.
Dia meraih tangan adiknya dan berlari. Meskipun dipenuhi perasaan bersalah dan ragu – ragu, dia memutuskan untuk dengan cepat berlari memasuki hutan.
Suara kuda, teriakan, benturan logam dan bau terbakar.
Dari setiap sudut desa, situasi ini memasuki telinga, mata dan hidung Enri. Sebenarnya darimana mereka berasal? Enri berpikir keras mencari tahu ketika dia berlari.
Memilih lari atau bersembunyi. Ketakutan mengambil alih tubuhnya dan jantungnya yang berdetak kencang  Namun, perasaan tangan kecil yang terus memegang tangannya memberikan dorongan untuk terus berlari.
───Hidup adik kecilnya.
Ibunya yang sedang berlari di depan mereka tiba – tiba berhenti dan berbalik. Dia lalu kembali berlari sambil memberi sinyal Enri untuk pergi ke arah yang berlawanan.
Memikirkan mengapa ibunya melakukan hal seperti ini, Enri dengan cepat menggigit bibirnya dan menahan tangis. Dia meraih tangan adiknya dan berlari, tidak ingin berada di tempat itu lebih lama lagi. Takut akan pemandangannya yang mungkin akan ia lihat.
—————————————————————————————————————————
“Momonga-sama, apakah ada masalah?”
Albedo kembali mengulang pertanyaannya. Momonga tidak tahu bagaimana cara menjawabnya. Karena terlalu banyak kejadian aneh terjadi secara bersamaan, pikirannya menjadi kosong.
“A-apa?.”
Dia hanya bisa berdiri dan dengan bodohnya menatap Albedo.
“Apakah ada sesuatu yang salah?”
Wajah cantik Albedo perlahan memperhatikan Momonga. Aroma harum memasuki hidungnya, hal itu membuat Momonga tersadar dan perlahan kembali ke kenyataan.
“Tidak… Itu…. Tidak, tidak ada apa – apa.”
Momonga bukanlah jenis orang yang menggunakan honorofic ketika berbicara dengan boneka. Tapi… setelah mendengar pertanyaan Albedo, dia tidak sengaja menggunakan honorific. Karena tindakan dan cara bicaranya, tidak ada cara mengabaikan perilakunya yang seperti manusia tersebut.
Walaupun Momonga dengan jelas melihat sikap tidak normal Albedo, dia masih tidak bisa mengerti apa yang terjadi. Dalam situasi seperti ini, dia hanya bisa mencoba untuk menekan perasaan takut dan terkejutnya, tapi karena Momonga hanyalah manusia biasa, dia tidak berhasil melakukannya.
Saat Momonga mulai ingin berteriak, dia kembali teringat sebuah perkataan dari anggota guildnya.
───Kekacauan adalah penyebab hancurnya sebuah negara, kamu harus terus berkepala digin dan berpikir secara logis. Tetap tenang, merencanakan ke depan, dan jangan membuang waktumu untuk memikirkan hal – hal yang tidak penting, Momonga-san.
Memikirkan hal ini, Momonga dapat menenangkan diri.
Untuk Zhuge Liang dari Ainz Ooal Gown – Moe Dress Girl, Momonga mengucapkan terima kasih.
“… Apakah sesuatu terjadi pada anda?”
Wajah cantik Albedo telihat lebih jelas saat dia bertanya dan berdiri mendekat, membuat Momonga hampir bisa merasakan aroma yang dia pancarkan. Meskipun ia akhirnya bisa menenangkan diri, dalam waktu singkat Momonga hampir kehilangan itu semua.
“…. Fungsi untuk memanggil GM tampaknya telah gagal.”
Melihat mata berbinar Albedo, Momonga terpaksa menjawab NPC tersebut.
Selama hidupnya Momonga tidak pernah mengalami pengalaman seperti ini dengan lawan jenis, terutama dalam situasi tidak menentu saat ini. Meskipun ia tahu dia hanyalah seorang NPC, melihat ekspresi dan tindakannya yang seperti manusia, Momonga tidak bisa menghentikan jantungnya yang berdetak kencang.
Tapi tak lama dia kembali menjadi tenang. Meskipun Momonga terganggu dengan debar jantungnya, dia mengingat kata – kata bijak yang disampaikan padanya oleh salah satu anggota guild.
Tapi apakah itu yang benar – benar terjadi?
Momonga mengelengkan kepalanya, sekarang bukan waktunya memikirkan hal – hal seperti itu.
“… Tolong maafkan saya karena tidak bisa menjawab pertanyaan Momonga-sama tentang GM. Maafkan saya karena tidak dapat memenuhi harapan anda, jika ada situasi di mana saya bisa menebus kesalahan saya, saya dengan senang hati melakukannya. Tolong beri saya perintah anda selanjutnya.”
…. Keduanya sedang melakukan percakapan satu sama lain, tidak ada kesalahan tentang itu.
Menyadari hal ini, Momonga terlalu terkejut untuk berbicara.
Mustahil. Hal ini jelas tidak mungkin.
NPC ini mampu berbicara. Tidak, ada kemungkinan untuk menggunakan kemampuan berbicara otomatis agar membuat NPC bisa berbicara, karena ada banyak yang menyarankan para player untuk mendownloadnya. Namun, untuk benar – benar berkomunikasi dengan seorang NPC adalah hal yang mustahil. Bahkan tadi, Sebastian hanya dapat memahami perintah sederhana.
Lalu, apa yang membuat hal ini bisa terjadi? Apakah hanya Albedo yang berubah?
Dengan tangannya, Momonga memberi perintah Albedo untuk mundur, dan dilakukan Albedo dengan wajah penuh penyesalan. Momonga lalu menatap kepala pelayan dan keenam maidnya.
“Sebastian! Maid!”
“Ya!”
Menjawab bersamaan, mereka dengan segera mengangkat kepala.
“Majulah ke depan singgasana.”
“Baik, Tuanku.”
Lagi, dengan sinkronisasi sempurna, mereka berdiri dan berjalan ke arah singgasana. Sesampainya di sana mereka langsung kembali berlutut.
Pada saat itu, dua hal menjadi jelas.
Pertama, tanpa mengatakan perintah secara spesifik, NPC dapat memahami perintah tersebut.
Kedua, Albedo bukanlah satu – satunya yang dapat berbicara.
Setidaknya hanya NPC yang berada di ruang singgasana yang tidak normal.
Saat Momonga memikirkan hal ini, dia tidak bisa menghilangkan perasaan aneh tentang Albedo yang sedang berdiri di sampingnya. Ingin mengklarifikasi hal tersebut, Momonga memandang Albedo dengan tatapan tajam.
“───Ada apa tuanku? Apakah saya melakukan kesalahan …?”
“…..!”
Akhirnya menyadari apa yang salah, dia tidak bisa mengeluarkan suara dan hanya bisa terkejut..
Perasaan aneh itu berasal dari perubahan ekspresi, Mulut bergerak, bahkan membiarkan suara keluar───
“…. Mungkinkah!”
Momonga buru – buru meletakkan tangan di mulutnya dan mencoba membuat suara.
───Rahangnya bergerak.
Sudah menjadi pengetahuan umum, dalam DMMORPG, tidak mungkin mulut bergerak pada saat berbicara.
Penampilan ekspresi wajah biasanya selalu tetap, dan jika hal ini benar, seharusnya tidak mungkin ada perubahan ekspresi..
Di samping itu, wajah Momonga hanyalah sebuah tengkorak, tanpa lidah ataupun tenggorokan. Melihat tangannya, yang dia lihat hanya tulang kerangka tanpa kulit. Dia tidak memiliki organ internal ataupun paru – paru, jadi bagaimana dia bisa berbicara?
“Mustahil….”
Momonga tiba – tiba merasa semua akal sehatnya menghilang, pada saat yang sama dia merasa tidak nyaman. Menekan dorongan untuk berteriak, hatinya tiba – tiba kembali menjadi tenang. Momonga dengan paksa memukul salah satu lengan kursi singgasananya, tetapi seperti yang ia duga, tidak ada indikasi kerusakan.
“… Apa yang harus aku lakukan…. Apakah ada ide …. ?”
Benar – benar tidak bisa memahami situasi saat ini, Momonga mulai merasa marah karena tidak ada seorang pun yang bisa membantunya.
Lalu hal yang terpenting saat ini adalah —— mencari petunjuk.
“——Sebastian.”
Mengangkat kepalanya, Sebastian menunjukkan ekspresi kesungguhan, terasa seperti seseorang yang benar- benar hidup.
Memberinya perintah, seharusnya tidak ada masalah bukan? Meskipun aku tak tahu apa yang akan terjadi, apakah semua NPC di makam ini masih setia padaku? Mereka bukan lagi NPC yang semua orang ciptakan bersama.
Merasa tidak nyaman dengan berbagai pertanyaan yang muncul di kepalanya, Momonga berusaha mengabaikannya. Dalam kasus ini, kandidat paling cocok untuk mencari petunjuk adalah Sebastian. Meskipun ada Albedo di sampingnya, Momonga memutuskan untuk memilih Sebastian.
Sambil memilikirkan untuk terlihat seperi bos besar yang memerintah anak buahnya, Momonga menujukkan sikap superior dan memerintah:
“Pergi dari Great Tomb dan cari petunjuk tentang area sekitar. Jika terdapat makhluk yang memiliki kecerdasan, undang mereka untuk datang kemari. Negosiasi lebih penting ketimbang apapun. Cari apapun petunjuk di radius satu kilometer dan sebisa mungkin hindari pertarungan.”
“Baik, Momonga-sama. Saya akan melakukan apa yang anda perintahkan.”
Di YGGDRASIL, mustahil bagi NPC yang diciptakan untuk melindungi area tertentu meninggalkan tempat tersebut. Namun saat ini, itu tidak berlaku lagi.
Tidak, hal ini hanya bisa dipastikan setelah Sebastian benar – benar meninggalkan Great Tomb of Nazarick.
“… Bawa anggota Pleiades bersamamu. Jika datang situasi yang mengharuskanmu untuk mundur, bawa informasi yang telah dikumpulkan kembali ke sini.”
Dengan itu, langkah pertama telah diambil.
Momonga melepaskan Staff of Ainz Ooal Gown.
Staff itu tidak jatuh ke tanah tapi mengambang di udara. Meskipun benar – benar mengabaikan hukum fisika, hal ini sudah biasa terjadi di dalam game. Situasi di mana item mengambang di udara ketika dilepaskan bukanlah hal langka di Yggdrasil.
Roh – roh yang muncul dari staff itu menunjukkan ekspresi sedih dan terjerat di tangannya, namun Momonga hanya mengabaikan hal tersebut. Hal semacam ini bukan sesuatu yang jarang terjadi … karenanya efek seperti ini tidaklah mengejutkan, sehingga dia hanya memutar – mutar jarinya dan menghilangkan roh – roh itu.
Momonga kemudian melipat tangannya sambil merenung.
Lalu langkah selanjutnya adalah ───
“….Menghubungi perusahaan game.”
Berdasarkan situasi tidak normal ini, seseorang yang paling mengerti seharusnya adalah perusahaan game.
Masalahnya adalah cara menghubungi mereka. Biasanya seseorang akan menggunakan Fungsi [Shout] atau [Call GM] untuk menghubungi mereka dengan cepat, tapi metode ini telah gagal sebelumnya …
“Pesan?”
Terdapat sihir pesan di dalam game.
Biasanya, kamu hanya bisa menggunakannya di tempat dan situasi tertentu, tapi saat ini mungkin hal itu dapat berguna. Karena sihir ini bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan pemain lainnya, masih tidak diketahui apakah dapat digunakan untuk memanggil GM.
Dan dalam situasi tidak normal ini, tak ada jaminan sihir tersebut masih bisa berfungsi.
“…. Tapi….”
Hal itu layak untuk diselidiki.
Momonga murni seorang magician. Jika dia tidak bisa menggunakan sihir, jangankan bertarung, bahkan pergerakan dan kemampuan mengumpulkan informasinya akan menurun drastis. Dalam situasi seperti ini, di mana semuanya masih misteri, penting untuk mengkonfirmasi apakah sihir bisa digunakan atau tidak. Dan dia harus memastikannya dengan segera.
Jadi adakah tempat yang memungkinkannya bisa menggunakan sihir?——Momonga melihat sekeliling ruang singgasana dan menggeleng.
Meskipun ini adalah situasi darurat, dia tidak ingin membuat Ruang Singgasana ini menjadi tempat percobaan sihirnya. Sambil memikirkan tempat yang cocok, sebuah tempat tertentu masuk ke dalam pikirannya.
Di samping kemampuannya sendiri, ada hal lain yang juga ingin dia pastikan.
Dan itu adalah kekuasannya. Dia harus mencari tahu apakah kekuasaannya sebagai pemimpin dari Ainz Ooal Gown masih ada.
Walaupun para NPC di depannya terlihat setia, terdapat banyak NPC di Great Tomb of Nazarick yang mempunyai kemampuan setara dengan Momonga. Dia harus memastikan apakah mereka masih setia pada dirinya.
Namun——
Momonga melihat kearah para maid dan Sebastian yang sedang berlutut, lalu memandang Albedo di sampingnya.
Albedo memiliki senyum samar di wajahnya, walaupun dapat digambarkan sebagai senyum yang sangat cantik, itu juga terlihat seperti sebuah senyum bermasalah yang menyembunyikan sesuatu, dan memberi Momonga firasat buruk.
Apakah kesetiaan NPC masih belum berubah? Jika ini adalah dunia nyata, setelah bertemu seorang pemimpin yang tidak kompeten, para anak buah akan kehilangan kepercayaan pemimpin tersebut, jadi reaksi para NPC seharusnya sama bukan? Ataukah mereka tidak akan mengkhianati seseorang selama mereka telah diprogram untuk setia?
Jika kesetiaan mereka bisa digoyahkan, lalu apa yang harus dilakukan agar hal tersebut tidak terjadi?
Memberi mereka imbalan? Terdapat sejumlah barang – barang berharga di tempat penyimpanan guild. Meskipun menggunakannya akan membuat sahabat – sahabat lamanya sedih, karena ini adalah situasi darurat yang menyangkut kelangsungan hidup Ainz Ooal Gown, mereka seharusnya akan mengerti. Hal yang tidak pasti adalah berapa banyak yang harus dia berikan.
Sebagai tambahan, bukankah posisi lebih tinggi akan dianggap sebagai penguasa? Tapi saat ini, hal apa yang dapat membuatnya dianggap sebagi penguasa, semuanya masih belum jelas. Rasanya seperti, jika ia terus memikirkannya, dia mungkin perlahan – perlahan akan memahami hal ini.
Lalu apakah itu——
“——Kekuatan?”
Momonga membuka tangan kirinya, dan Staff of Ainz Ooal Gown secara otomastis terbang ke tangannya.
“Kekuatan yang melampaui segalanya?”
Ketujuh permata di staffnya bersinar terang, seolah – olah meminta sang tuan menggunakan kekuatan besarnya.
“…. Lupakan itu, lebih baik memikirkan hal ini di lain waktu.”
Momonga melepaskan staff dan jatuh ke lantai seolah – olah benda itu sedang marah,.
Untuk memastikan, selama dia bersikap layaknya seorang pemimpin, tak mungkin NPC yang lain memusuhinya. Terlepas dari itu seorang manusia ataupun hewan, selama kamu tidak menunjukkan kelemahan apapun, musuh tak akan menunjukkan taringnya ataupun menyerang.
Dengan cara yang mengesankan, Momonga berteriak keras:
“Pleiades, Dengarkan. Selain maid yang mengikuti Sebastian, kalian akan pergi ke lantai 9 dan melindunginya dari invasi lantai 8.”
“Baik, Momonga-sama”
Para maid di samping Sebastian menjawab dengan penuh hormat, menunjukkan jika mereka mengerti perintah tersebut.
“Lakukanlah segera.”
“Dimengerti, Tuanku!”
Setelah menjawab Sebastian dan para maid membungkuk pada Momongna, berdiri pada saat yang sama dan pergi.
Sekali lagi pintu besar itu tertutup.
Sebastian dan para maid menghilang di sisi yang lain.
Kenyataan jika mereka tidak menolak perintah itu adalah pertanda baik.
Momonga merasa sebuah beban besar telah hilang dari pundaknya dan menatap satu – satunya orang yang tersisa. Dia adalah Albedo, yang tersenyum kepadanya dan bertanya:
“Apa yang akan anda lakukan selanjutnya, Momonga-sama?”
“Ah, ehmm…. Baiklah.” Momonga berdiri dari singgasananya, dan memegang staffnya dengan satu tangan lalu berkata:
“Kemarilah.”
“Sesuai keingingan anda.”
Menjawab dengan sebuah senyuman. Albedo melangkah ke depan. Meskipun Momonga masih waspada terhadap tongkat dengan bola hitam mengambang yang Albedo bawa, dia sesaat lupa jika itu masih di sana. Sebelum dia menyadarinya, Albedo sudah berdiri cukup dekat untuk memeluknya.
Bau yang harum——
apa yang sedang aku pikirkan?!
Pikiran itu menghilang saat Momonga memikirkannya, ini bukan waktunya untuk berfantasi.
Momonga mengulurkan tangan dan menyentuh tangan Albedo.
“…”
“Ah?”
Ekspresi Albedo tersentak seperti kesakitan. Momonga merasa terkejut dan dengan cepat menarik tangannya kembali.
Apa yang terjadi? Apakah aku membuatnya merasa tidak nyaman?
Beberapa kenangan buruk melayang dalam benaknya——seolah – olah jika langit telah runtuh——tapi Momonga dengan segera menemukan jawabannya.
“…. Ah——”
Salah satu syarat untuk menjadi Undead Overlord* adalah Skeleton Mage, yang memiliki skill yang menyebabkan kerusakan atau memberikan efek negatif saat mereka menyentuh orang lain. Mungkinkah ini alasan dia membuat reaksi seperti itu?
Bahkan jika itu yang terjadi, masih ada beberapa hal yang meragukan.
Di YGGDRASIL, monster – monster dan NPC yang muncul di Great Tomb of Nazarick terdaftar atas nama guild Ainz Ooal Gown. Selama berasal dari guild yang sama, walaupun mereka saling menyerang, tidak akan terjadi apapun.
Mungkinkah dia tidak lagi menjadi milik guild? Atau saat ini dimungkinkah untuk melukai anggota guild yang lain?
───Kemungkinan yang terakhir cukup tinggi.
Menyadari ini Momonga meminta maaf kepada Albedo:
“Maafkan aku. Aku lupa mematikan efek negatif dari skill ini.”
“Mohon jangan dipikirkan, Momonga-sama. Rasa sakit seperti ini tidak menjadi masalah sama sekali. Lagi pula, jika itu Momonga-sama, tidak peduli rasa sakit seperti apapun … Ahn!”
“Oh… ehh…. Apakah begitu …. Tidak, Aku tetap masih sangat menyesal.”
Momonga tidak tahu harus bereaksi seperti apa, setelah melihat ekspresi malu – malu Albedo. Menutupi wajah dengan tangan sambil mengeluarkan suara lucu, Momonga hanya bisa tergagap melihatnya.
Ini benar – benar karena efek negatif dari sentuhannya.
Momonga dengan cepat membuang muka, dan mencoba mencari tahu cara menghentikan efek skill ini——dan tiba – tiba dia mengingatnya.
Menggunakan skill dari Undead Overlord, bagi Momonga itu sama mudahnya seperti bernapas.
Menghadapi banyak keadaan tidak normal, Momonga hanya bisa tertawa. Setelah begitu banyak situasi aneh, dibingungkan oleh sesuatu seperti ini, sungguh terasa konyol. Kebiasaan buruk benar – benar sangat menakutkan.
“Aku akan menyentuhmu.”
“Ah.”
Setelah menonaktifkan skillnya, Momonga mengulurkan tangan untuk menyentuh tangan Albedo. Meskipun beberapa pikiran seperti, ───Ah kurusnya ───Ah putihnya ─── dan hal lainnya muncul di kepalanya, semua hasrat laki – laki itu sepenuhnya ia abaikan karena dia hanya ingin merasakan denyut nadinya.
——Itu berdetak.
Detak jantung, jika dia adalah makhluk hidup, itu adalah hal yang normal.
Tentu saja, jika dia adalah makhluk hidup.
Setelah melepaskan Albedo, Momonga menatap pergelangan tangannya sendiri dan hanya melihat tulang putih tanpa kulit. Karena tidak ada pembuluh darah, jelas juga tidak ada detak jantung. Tentu saja, menjadi seorang Undead Overlord berarti ia abadi, sesuatu yang melampaui kematian.
Bergerak menjauh, Momonga memandang Albedo.
Dia melihat Albedo dengan mata yang basah dan wajah yang memerah, mungkin karena kenaikan suhu tubuh secara mendadak. Melihat penampilan Albedo ini, membuat Momonga tertegun.
“…. Bagaimana ini bisa terjadi?”
Bukankah dia NPC? Hanya sejumlah informasi elektromagnetik? Bagaimana dia bisa menjadi seperti seseorang yang hidup, AI macam apa yang bisa membuatnya mampu melakukan hal itu? Yang lebih penting lagi, dunia YGGDRASIL tampaknya telah menjadi dunia nyata …..
Tapi—— Itu mustahil.
Momonga menggelengkan kepalanya tidak percaya. Situasi fantasi seperti ini tak mungkin pernah terjadi. Tapi sekali sebuah pemikiran telah tertanam, hal itu tidak mudah dihilangkan. Merasa sedikit tidak nyaman dengan perubahan Albedo, Momonga merasa bingung apa yang harus dia lakukan selanjutnya.
Berikutnya… akan menjadi langkah terakhir. Selama dia bisa mengkonfirmasi hal tersebut, semua firasatnya mungkin akan menjadi kenyataan. Untuk memastikan keraguannya sendiri, apakah kenyataan atau hanya khayalannya belaka?
Oleh karena itu, Tindakan yang akan dia lakukan saat ini, benar – benar diperlukan. Bahkan jika Albedo memutuskan untuk menggunakan senjata yang dia pegang …
“Albedo… Bisa, bisakah aku menyentuh dadamu?”
Editor: A real Overlord would never ask, he would just grope! (Seorang Overlord yang sesungguhnya tak akan pernah bertanya, dia akan langsung melakukannya!)
“Huh?”
Suasananya langsung membeku.
Albedo melebarkan matanya karena terkejut.
Bahkan Momonga merasa malu. Meskipun tak ada cara menghindari hal ini, dia juga tidak mengerti mengapa dia mengatakan hal tersebut. Sungguh, bertanya sesuatu seperti itu dengan keras, terlalu vulgar. Tidak, menggunakan otoritasnya sebagai atasan untuk melakukan pelecehan seksual, itu merupakan tindakan terendah dari yang terendah.
Tapi karena kehabisan akal, dia terpaksa melakukan ini.
Momonga terus meyakinkan dirinya sendiri dan dengan martabat seorang penguasa dia berkata:
“Seharusnya tak masalah bukan?”
Tidak terasa sedikitpun bermartabat.
Mendengarkan permintaan Momonga dengan nada gemetar, Albedo terlihat seperti akan meledak karena suka cita.
“Tentu saja, Momonga-sama. Silahkan perlakukan mereka sesuai keinginan anda.”
Albedo membusungkan dadanya, puncak kembarnya berkembang baik, berada di depan Momonga. Jika ia bisa menelan ludahnya, Momonga pasti sudah melakukan hal itu berulang kali.
Mengulurkan tangan, Momonga menyentuh dada yang ditutupi pakaian seremonial tersebut.
Ada sejumlah ketegangan dan kegembiraan tidak normal di sudut – sudut pikirannya. Dia dengan tenang mengamati dirinya sendiri. Memikirkan jika dirinya benar – benar bodoh, mengapa dia bisa memikirkan cara seperti ini dan bahkan melakukannya.
Momonga diam – diam melirik Albedo dan menyadari jika matanya berbinar. Dadanya juga seakan mengatakan “Teruskan!”.
Tidak yakin karena kegembiraan atau rasa malu, tangan Momonga gemetar di bawah tekanan, tapi dia memutuskan untuk terus mengulurkan tangan.
Momonga pertama kali merasakan perasaan kaku dari permukaan gaun dan kemudian sensasi yang sangat lembut di bawahnya.
“Unn.. Anh…”
Saat Albedo mengeluarkan erangan manis, Momonga masuk lebih dalam ke dalam pemikirannya.
Setelah memperhitungkan semua yang dia tahu, Momonga memutuskan terdapat dua kemungkinan untuk menjelaskan situasinya.
Pertama, ini mungkin sebuah DMMORPG yang baru. Bersamaan dengan akhir dari YGGDRASIL, YGGDRASIL II telah diluncurkan.
Tetapi setelah percobaan ini, kemungkinan game baru telah diluncurkan menjadi tidak mungkin..
Karena sebuah game akan melarang tindakan yang berunsur 18 tahun ke atas, atau bahkan aksi yang dinilai 15 tahun ke atas. Segera begitu ada pelanggaran, hukuman berat akan langsung diberikan: nama – nama pelanggar akan diumumkan di website resmi dan akunnya akan dihapus.
Alasan di balik hal ini adalah jika rekaman tindakan 18 tahun ke atas itu tersebar luas, mungkin akan dianggap melanggar undang – undang. Secara umum, fakta jika tindakan tersebut dianggap illegal sudah tidak mengejutkan.
Jika ini di dalam dunia game, perusahaan akan menerapkan beberapa jenis metode untuk mencegah pemain melakukan hal semacam itu. Jika GM atau perusahaan game memonitoring game, mereka akan dengan segera mencegah perilaku cabul Momonga ini. Tapi tampaknya tak ada tanda – tanda hal tersebut terjadi.
Berdasarkan undang – undang mengenai DMMORPG dan komputer, memaksa seorang pemain untuk tinggal di sebuah dunia game diklasifikasikan sebagai tindak penculikan. Jika para pemain dipaksa mengikuti uji coba sebuah game, aksi tersebut akan langsung terlihat oleh jaksa, terutama jika tidak dimungkinkan untuk meninggalkan game. Tak mengherankan jika perusahaan game nantinya akan dituntut. Jika situasi seperti ini terjadi dan log out paksa tidak berfungsi, para pemain bisa menyimpan rekaman permainan dengan program yang telah dibuat, karena diwajibkan oleh hukum. Dengan itu mereka akan dengan mudah melaporkan tindakan perusahaan. Jika Momonga menghilang selama seminggu, seseorang di perusahaannya akan menyadari hal ini dan mengirim orang untuk mencarinya di rumah. Selama polisi menginvestigasi mesin interfacenya, mereka seharusnya bisa menyelesaikan masalah ini.
Perusahaan mana yang mau mengambil resiko dan melakukan tindakan kriminal seperti ini? Tentu saja, ini merupakan yang pertama terjadi di dunia game, atau mengatakan jika mereka sedang mengupdate game. Tapi bagi sebuah perusahaan game, melakukan tindakan beresiko seperti ini tidak akan menguntungkan mereka sama sekali.
Jika itu benar, maka satu – satunya kemungkinan adalah semua itu tidak ada hubungannya dengan perusahaan game. Jika seperti itu, jalan pemikirannya harus dirubah, jika tidak maka akan mustahil menemukan jawabannya.
Masalahnya adalah kebingungannya tentang bagaimana cara menyelesaikan ini semua. Namun, ada juga kemungkinan lainnya…
…Dunia virtual itu telah menjadi kenyataan.
Mustahil.
Momonga segera menolak hal ini. Bagaimana hal yang tidak masuk akal seperti itu bisa terjadi… Tapi di sisi lain, semakin lama waktu berlalu hanya kemungkinan itu yang tersisa.
Di samping itu——Momonga berpikir tentang bau harum yang berasal dari Albedo.
Menurut Undang – Undang Digital, dua dari lima indera, rasa dan sentuhan, harus benar – benar dihilangkan. Meskipun terdapat sistem makanan dan minuman di dalam game, Umumya itu hanya ada sebagai sistem konsumsi. Pembatasan rasa sentuh dimaksudkan untuk mencegah pemain percaya jika ini adalah kenyataan. Karena hal itu, penggunaan dunia virtual dalam industri seks sangat tidak populer.
Tapi sekarang semua pembatasan itu telah hilang.
Hal ini membuat dampak yang besar bagi Momonga, menyebabkan pertanyaan seperti “Bagaimana dengan pekerjaanku besok?” atau “Apa yang akan terjadi mulai sekarang?”.
Semua masalah kecil seperti itu, sekarang kembali ke dalam pikirannya.
“…. Jika dunia virtual menjadi dunia nyata …. Berdasarkan jumlah data, hal ini benar – benar mustahil ….”
Momonga membersihkan tenggorokan yang seharusnya tidak bisa mengeluarkan suara. Meskipun akal sehatnya tidak dapat menerima situasi ini, jauh dalam lubuk hatinya, dia sudah mengerti. Dan tangannya akhirnya melepaskan dada Albedo.
(Author’s Note: Saat karakter utama memikirkan tentang situasinya, dia masih memegang dada Albedo.)
Setelah menyentuh mereka untuk waktu yang lama. Momonga akhirnya bisa memahami situasi. Alasan dia menyentuhnya begitu lama bukan karena berpikir jika mereka sangat empuk dan tak ingin melepaskannya …… Sungguh bukan karena itu.
“Maafkan aku, Albedo”
“Woo ah….”
Albedo terengah – engah dengan wajah sangat merah, dengan intensitas seperti tubuhnya memancarkan uap. Dia dengan malu – malu bertanya pada Momonga: “Apakah saya akan merasakan pengalaman pertama saya di sini?”
Setelah Albedo terbawa suasana dan menanyakan pertanyaan seperti itu, Momonga tak bisa menahan teriakannya:
“…..Aaappp-?”
Pikiran Momonga tiba – tiba menjadi kosong, membuat dia tidak bisa mengerti arti kata – kata Albedo.
Pengalaman pertama? Apa? Apa ini? Dan mengapa dia terlihat begitu malu?
“Bolehkah saya bertanya apa yang harus saya lakukan tentang pakaian saya?”
“…. Ha?”
“Haruskan saya melepaskan pakaian saya sendiri? Atau tidak apakah merepotkan Momonga-sama? Mengenakan pakaian, kemudian … mereka mungkin akan kotor … Tidak, jika Momonga-sama menginginkan saya mengenakannya, saya tidak akan menolak.”
Otaknnya akhirnya mengerti kata – kata Albedo. Tidak, saat ini masih menjadi pertanyaan apakah Momonga masih memiliki otak di bawah tengkoraknya atau tidak.
Menyadari apa sebenarnya niat Albedi, hatinya bimbang:
“Cukup, Albedo”
“Huh? Baik, Tuanku.”
“Sekarang jangan … Tidak, saat ini bukanlah waktunya melakukan hal semacam itu.”
“Saya sungguh minta maafI! Kita sedang menghadapi situasi genting dan saya hanya memikirkan keinginan saya sendiri.”
Albedo mulai berlutut dan meminta maaf, tapi Momonga segera mengulurkan tangan dan menghentikannya.
“Tidak, semua ini adalah kesalahanku, aku akan memaafkanmu, Albedo. Selain itu, aku mempunyai permintaan lain untukmu.”
“Apapun itu, saya akan mematuhinya.”
“Beritahu para penjaga lantai, aku ingin mereka menemuiku di Arena lantai enam. Waktunya satu jam dari sekarang. Aku akan memberitahu Aura dan Mare sehingga kau tidak perlu menghubungi mereka.
“Baik Tuanku. Saya ulangi, selain kedua penjaga lantai enam, beritahu penjaga lainnya untuk berkumpul di Arena dalam satu jam.”
“Benar, sekarang pergilah.”
“Baik.”
Albedo dengan segera meninggalkan ruang singgasana.
Melihat punggung Albedo perlahan menghilang, Momonga mengeluarkan napas lega:
“… Apa yang sudah aku lakukan… meskipun itu hanyalah lelucon … Jika aku tahu hal ini sebelumnya, aku tidak akan melakukan hal semacam itu. Aku… telah merusak NPC yang dibuat Tabula Smaragdina.”
Hanya satu alasan yang menjelaskan reaksi Albedo tadi.
Sebelumnya dia telah menulis ulang pengaturan Albedo menjadi [Mencintai Momonga.]
Ini adalah alasan mengapa Albedo mengeluarkan reaksi semacam itu.
“… Ah… Sial…!”
Momonga bergumam pada dirinya sendiri, Albedo adalah salah satu warisan, yang Tabula Smaragdina ciptakan dari nol, dimodifikasi tanpa ijin dan berakhir menjadi karakter seperti itu.
Momonga merasa telah merusak karya orang lain dan tertekan.
Tapi karena wajah Momonga hanya berupa tengkorak, mustahil melihat hal itu dari ekspresi wajahnya. Momonga meyakinkan dirinya untuk mengkesampingkan masalah ini sementara waktu. Dia memiliki masalah lebih penting yang harus diselesaikan terlebih dahulu.

Translator : Erythrina, Source : Oriontranslation

0 comments:

Post a Comment