Overlord [volume 1] Chapter 1 bagian 2

Friday, May 27, 2016

Akhir Dan Permulaan (bagian 2)

-Momonga meninggalkan ruangan meja bundar.
Setiap anggota guild yang mengenakan cincin guild akan secara otomatis log in ke ruangan ini kecuali saat terdapat keadaan khusus. Ketika ada anggota lain yang datang, mereka pasti akan muncul di sini. Namun, Momonga mengerti jika tidak ada anggota lainnya yang bakal datang. Selama saat – saat terakhir dari “Great Underground Tomb of Nazarick”, hanya Momonga yang tersisa.

Menahan gejolak emosinya, Momonga memasuki koridor yang luas dalam diam. Sebuah tempat penuh keagungan dan kemegahan, mengingatkan akan sebuah kastil raksasa berbalut marmer.
Tergantung di langit – langit yang tinggi, terdapat banyak kandelar (tempat lilin) yang memancarkan cahaya hangat dan lembut. Lantai koridor yang halus memantulkan cahaya dari kandelar tersebut, bersinar indah layaknya sebuah mosaik bintang – bintang. Jika pintu yang berada di sepanjang koridor itu dibuka, perabotan mewah yang ada di dalamnya akan membuat takjub setiap mata yang melihat.
Saat para pemain yang telah mendengar nama Nazarick datang ke sini, mereka pasti akan sangat terkejut karena pemandangan indah seperti ini, dapat terlihat di tempat yang terkenal akan keburukannya.
Selama ini, dalam sejarah server, “Great Underground Tomb of Nazarick” mampu mengatasi serangan besar – besaran yang dilakukan oleh para pemain lainnya. Sebuah aliansi dari delapan guild, gabungan beberapa serikat, para pemain bayaran dan NPC bayaran, dengan total sekitar seribu lima ratus orang, pernah mencoba menyerang tempat ini namun semuanya dimusnahkan. Hal ini telah membuat Nazarick menjadi tempat yang melegenda.
“Great Underground Tomb of Nazarick” sebenarnya hanya memiliki 6 lantai, tapi setelah diduduki Ainz Ooal Gown dan mengalami rekontruksi besar – besaran. Saat ini tempat itu telah berubah menjadi 10 lantai, dimana tiap lantainya memiliki karakteristik tersendiri.
Lantai 1~3 — Catacombs (Kuburan Bawah Tanah),
Lantai 4 — Underground Lake (Danau Bawah Tanah),
Lantai 5 — Glacier (Gletser atau Sungai Es),
Lantai 6 — Jungle (Hutan Rimba),
Lantai 7 — Underground Volcano (Gunung Berapi Bawah Tanah),
Lantai 8 — Wilderness (Hutan Belantara),
Lantai 9 — Royal Suite (Ruangan Para Pemimpin),
Lantai 10 — Throne Room (Ruangan Singgasana).
Dua lantai terakhir merupakan basis dari Ainz Ooal Gown, salah satu dari 10 guild peringkat teratas di Yggdrasil.
Langkah kaki Momonga bergema di sepanjang jalan lantai 9, diikuti suara pelan dari staffnya. Setelah beberapa kali berbelok di sudut lorong – lorong yang lebar, dari kejauhan Momonga melihat seorang wanita bergerak ke arahnya.
Dia mempunyai rambut pirang yang indah sepanjang bahu dan bentuk tubuh yang bagus.
Mengenakan pakaian maid, yang terdiri dari apron besar dan rok panjang. Tingginya sekitar 170 centimeter. Memiliki tubuh yang langsing dengan dada yang besar seakan pakaiannya tidak sanggup untuk menutupinya. Secara keseluruhan, hal itu memberikan kesan yang baik dan elegan.
Saat keduanya mendekati satu sama lain, sang maid melangkah ke samping dan membungkuk dalam pada Momonga. Sebagai respon, Momonga sedikit mengangkat tangannya.
Ekspresi dari maid itu tidak berubah; wajahnya tidak tersenyum sama persis seperti sebelumnya. Yggdrasil tidak bisa menunjukkan perubahan ekspresi wajah. Namun, terdapat perbedaan antara tidak berubahnya ekspresi dari para pemain dan maid ini. Dia adalah seorang Non-Player Character (NPC). Di dalam game, artificial intelligence seperti mereka hanya bergerak berdasarkan program yang telah ditentukan. Dengan kata lain, sama hal nya dengan boneka, bahkan saat mereka membungkuk kepada Momonga, hal itu hanyalah sebuah program yang telah diset sebelumnya.
Respon Momonga sebelumnya dapat dilihat sebagai kesia – siaan, tapi dia mempunyai alasan mengapa tidak memperlakukan mereka dengan tidak hormat.
Semua 41 maid NPC yang ada di “Great Underground Tomb of Nazarick” dibuat berdasarkan illustrasi yang berbeda – beda oleh anggota guild, entah itu dari karya seni ataupun artis serial manga di majalah manga bulanan.
Momonga tak hanya menatap penampilan dari sang maid, tapi juga pakaian rumit yang dia kenakan. Terutama, bordir indah yang ada pada apron yang dia pakai. Keindahannya telah menjadi sebuah subjek kekaguman.
Karena hal itu dibuat oleh seseorang yang sering membual jika “senjata terbaik dari seorang maid adalah seragamnya”, tak mengherankan jika tingkat detail dari pakaian itu jauh melampaui normal. Momonga tidak bisa menghindari perasaan nostalgia saat mengingat anggota guild yang bertanggung jawab mengurus penampilan maid itu, dan mulai berteriak – teriak tentang tugas yang harus dia selesaikan.
“Ah… Benar. Selama ini, dia selalu mengatakan hal – hal seperti “Seragam maid adalah keadilan!”… Ngomong – ngomong, heroine dari manga yang sedang dia gambar juga merupakan seorang maid. Apakah kau masih membuat para asistenmu menangis karena perhatianmu yang berlebihan pada detail, Whitebrim-san?”
Lalu pada program perilaku, dibuat oleh Meromero-san dan lima programmer lainnya.
Dengan kata lain, maid ini diciptakan dari kerja keras dan upaya para anggota guild di masa lalu, jadi mengabaikannya merupakan hal yang tak ingin dia lakukan, seperti Staff of Ainz Ooal Gown, dia juga merupakan bagian dari kenangannya yang berharga.
Saat Momonga memikirkan hal itu semua, maid tersebut memiringkan kepalanya seakan bertanya ‘ada apa?’. Jika ada seseorang yang berdiri di dekatnya selama waktu tertentu, maid tersebut secara otomatis akan membuat postur seperti ini. Mengingat kembali, Momonga juga kagum dengan kecermatan Meromero terhadap detail. Seharusnya ada beberapa sikap tersembunyi yang telah diprogram sebelumnya. Meskipun dia ingin melihat itu semua, tidak ada banyak waktu yang tersisa.
Momonga melihat jam hologram bulat di pergelangan tangan kirinya dan mengkonfirmasi waktu saat ini.
Memang, tidak ada waktu lagi untuk disia – siakan.
“Terima kasih atas kerja kerasmu.”
Dengan emosi campur aduk Momonga mengatakan kalimat itu dan berjalan melewati maid. Tentu saja, maid tersebut tak menanggapinya. Namun demikian, Momonga tetap memberikan pesan perpisahan karena ini adalah hari terakhir.
Meninggalkan maid itu di belakang, Momonga kembali melangkah.
Tak berapa lama, sebuah tangga raksasa dengan karpet mewah berwarna merah di bagian tengahnya muncul di hadapan Momonga. Dengan perlahan, dia menuruni anak tangga itu dan mencapai lantai sepuluh — Lantai paling bawah dari Great Underground Tomb of Nazarick.
Tempat dimana dia sampai sangatlah luas, lobi terbuka dengan beberapa pelayan yang menunggunya.
Pelayan pertama yang menarik perhatiannya adalah seorang butler tua yang terlihat berwibawa mengenakan seragam pelayannya.
Rambutnya putih keseluruhan, berwarna sama dengan jenggotnya yang tertata rapi. Tapi punggung pria tua itu tegap layaknya subuah anak panah dan kuat seperti sebuah pedang baja. Banyak kerutan di wajahnya membuatnya terlihat memiliki penampilan yang lembut, namun matanya setajam elang yang telah menemukan mangsanya.
Mengikuti di belakang sang butler adalah enam sosok maid. Tetapi, equipment mereka berbeda jauh dibandingkan maid yang ditemui Momonga sebelumnya.
Tangan dan kaki mereka tertutup oleh sarung tangan dan pelindung kaki yang dihiasi emas, perak dan logam hitam. Mengenakan armor dengan motif seragam maid, mereka juga memakai tutup kepala berwarna putih. Setiap maid memegang berbagai jenis senjata, mengindikasikan jika mereka adalah seorang maid petarung.
Gaya rambut mereka juga berbeda satu sama lain; bersanggul, ekor kuda, lurus, berkepang, ikal, dan French twist. Tapi satu hal yang menjadi kesamaan mereka semua, yakni fakta jika para maid itu sangatlah cantik.
Sebagai tambahan, mereka mempunyai kepribadian yang berbeda pula seperti genit, sporty, tradisional dan berbagai kepribadian lainnya.
Meskipun mereka NPC , para desaigner mereka telah membuat mereka semua dengan penampilan dan kepribadian yang lucu dan unik, tujuan utama mereka tetaplah mengalahkan para penyusup yang masuk ke tempat ini.
Di Yggdrasil, guild – guild yang mempunyai basis yang setara dengan sebuah kastil atau lebih akan diberikan keuntungan khusus.
Salah satunya adalah adanya NPC yang menjaga basis mereka.
Monster undead yang ada di “Great Underground Tomb of Nazarick” termasuk dalam kategori ini. Mereka dinamakan ‘spawn NPCs’ yaitu para monster level 30 yang akan respawn secara otomatis tanpa harus mengeluarkan biaya apapun setelah periode waktu tertentu, tetapi karena tidak dimungkinkan mengganti penampilan serta program AI-nya, mereka tidak menimbulkan banyak ancaman terhadap para pemain yang menyusup.
Di sisi lain, terdapat keuntungan khusus lainnya yakni dapat membuat original NPC sendiri. Ketika sebuah guild bisa mengambil alih basis guild lainnya yang setingkat castle-level, mereka bisa membuat NPC dengan level kolektif maksimum 700. Karena level tertinggi adalah 100, sebagai contoh kamu bisa membuat lima NPC level 100 dan empat NPC berlevel 50.
Saat membuat sebuah original NPC, selain penampilan dan program AI, dimungkinkan juga untuk mengganti armor dan senjata yang mereka pakai. Hal ini membuat sebuah guild bisa menciptakan NPC yang jauh lebih kuat untuk menjaga lokasi – lokasi yang dianggap penting.
Namun bisa juga membuat para NPC tanpa keinginan bertarung di dalam pikiran mereka. Guild lainnya yang juga telah menduduki sebuah kastil, Great Cat Kingdom, telah merubah semua NPC mereka menjadi kucing atau makhluk lain sejenisnya. Hal ini bisa dikatakan jika guild diberi kebebasan ekslusif untuk membuat gambaran dan suasana dari kastil yang mereka kuasai.
“Hmm.”
Melihat ke arah butler dan maid yang membungkuk kepadanya, dia mengelus dagunya sebentar. Karena selalu menggunakan teleport untuk pindah dari satu ruangan ke ruangan lainnya. Momonga sangat jarang sekali datang ke sini, melihat mereka membuatnya kembali merasakan perasaan nostalgia.
Tangan Momonga mengoperasikan konsol, membuka sebuah halaman yang hanya bisa diakses anggota guild dan mengaktifkan salah satu option. Saat dia melakukan hal itu, nama – nama dari setiap pelayan muncul di atas kepala mereka.
“Ah, jadi itu namanya.”
Momonga sudah lupa dengan nama ini. Dia lalu membuat senyuman pahit saat mengingat perselisihan dirinya bersama dengan sahabat – sahabatnya hanya untuk memutuskan nama dari NPC ini.
Sebastian, sang butler, yang juga menjabat sebagai kepala pelayan.
Keenam maid yang ada di sampingnya berada di bawah perintah langsung Sebastian; unit maid pertarung yang disebut ‘Pleiades’. Selain mereka, Sebastian juga memiliki beberapa pelayan laki – laki dan asisten butler di bawah pengawasannya.
Text log yang dilihatnya mempunyai pengaturan detail lebih rinci, tapi Momonga tidak dalam mood untuk melihat itu semua. Hanya sedikit waktu tersisa sebelum server game dimatikan, dan dia ingin duduk di suatu tempat.
Semua NPC (termasuk para maid) memiliki detail yang kompleks karena banyak anggota guild yang menyukai pengaturan yang rumit. Berkat hasil yang diberikan dari banyak ilustrator, desaigner grafis dan programmer di Ainz Ooal Gown, mereka mampu membuat hal itu semua.
Awalnya, Sebastian dan para maid merupakan pertahanan terakhir untuk melawan para penyusup. Namun, karena mereka tidak mungkin mampu menghadapi para pemain yang berhasil sampai sejauh ini, tujuan asli mereka hanyalah untuk mengulur waktu. Tetapi karena sampai saat ini tidak ada pemain yang mampu sampai ke titik ini, mereka tidak pernah mendapatkan perintah dan hanya menunggu tanpa henti di tempat ini.
Mencengkeram erat staffnya, Momonga merasa kasihan pada para NPC ini, meskipun hal itu merupakan sebuah pemikiran bodoh. NPC hanyalah sekumpulan data dan alasan mereka memiliki emosi adalah karena AI mereka diprogram dengan sangat baik.
Namun—
“Sebagai guildmaster, sudah waktunya aku mulai memerintah para NPC.”
Sementara mengejek dirinya sendiri karena telah mengeluarkan kata – kata penuh kesombongan itu. Momonga memberikan perintah:
“Ikuti aku.”
Sebastian dan para maid membungkuk penuh hormat, menunjukkan jika mereka menerima perintah.
Tindakan memindahkan mereka dari tempat ini berarti mengabaikan apa yang telah anggota guild lainnya tetapkan. Ainz Ooal Gown adalah sebuah guild yang lebih menekankan pada suara mayoritas. Dilarang bagi satu orang untuk melakukan sesuatu yang berlawanan dengan apa yang telah mereka tentukan bersama.
Tetapi hari ini dimana semuanya akan berakhir. Momonga percaya jika teman – temannya akan memaafkan apapun yang dia lakukan saat ini.
Merenungkan hal – hal seperti itu, Momonga berjalan diikuti beberapa langkah kaki di belakangnya.
Akhirnya mereka tiba di aula berbentuk kubah besar. Sebuah kristal besar empat warna tergantung di langit – langit dan memancarkan cahaya putih. Terdapat tujuh puluh dua ruang kecil di dalam dinding, yang sebagian besar dari mereka diisi oleh patung – patung.
Setiap patung meniru sosok dari Setan (Devil), dan semuanya berjumlah enam puluh tujuh.
Ruangan ini diberi nama ‘Lesser Key of Solomon’, yang juga dikenal sebagai Lemegeton. Diambil dari judul sebuah buku sihir yang terkenal.
Patung – patung itu, merupakan model dari tujuh puluh dua Demons of Solomon, dan terbuat dari logam sihir yang langka. Alasan mengapa hanya terdapat enam puluh tujuh patung dan bukannya tujuh puluh dua adalah karena penciptanya jatuh sakit dan merasa lelah sehingga harus berhenti di tengah jalan.
Kristal empat warna yang ada di langit – langit itu juga sebenarnya adalah seekor monster. Jika ada musuh yang memasuki tempat ini, dia akan memanggil sihir elemental tingkat tinggi yang terdiri dari bumi, air, api dan tanah lalu memborbardir para penyusup itu dengan sihir serangan tipe area.
Jika semuanya dikombinasikan, hal itu dapat dengan mudah menghancurkan dua full party, atau 12 pemain level 100.
Memang, ruangan ini adalah garis pertahanan terakhir yang melindungi jantung Nazarick.
Momonga berjalan melewati Lemegeton bersama para pelayannya dan tiba di depan sebuah gerbang besar di sisi lain.
Dengan tinggi lebih dari lima meter, pada pintu ganda ini terukir cermat seorang dewi di panel sebelah kiri dan seorang devil di panel sebelah kanan. Ukiran itu begitu jelas seakan membuatmu merasa mereka akan melompat keluar dan mulai menyerang.
Meskipun tampak seperti mereka bisa bergerak, Momonga tahu jika hal itu tak akan terjadi.
—-Jika mereka bisa sampai di titik ini, mari kita berikan para pahlawan itu sambutan hangat. Ada banyak pemain yang mengatakan jika kita jahat dan sebagainya, jadi mengapa kita tidak menunggu mereka dengan anggun di dalam layaknya seorang bos terakhir?
Hal ini terjadi karena proposal itu telah disetujui oleh suara mayoritas. Dan yang mengusulkannya adalah…
“Urbet-san…..”
Di antara semua anggota guild, Urbet Alain Odle adalah orang yang paling terpaku terhadap kata “jahat”.
“Well, selama ini dia memang menderita Chuunibiyou……”
Melihat sekeliling lorong tersebut, semuanya terlihat jelas oleh Momonga.
“……Patung – patung itu tidak akan menyerangku kan?”
Kata – katanya penuh akan kekhawatiran dan dia benar – benar merasa cemas.
Bahkan Momonga sendiri tidak sepenuhnya mengetahui apa saja yang berada di dalam labirin ini. Tak akan mengejutkan jika beberapa anggota guild meninggalkan sesuatu yang aneh sebagai hadiah pensiun mereka. Seseorang yang mendesain pintu ini merupakan orang yang seperti itu.
Pernah satu kali mereka mengaktifkan golem kuat yang dibuat oleh orang itu, dan golem itu akhirnya berubah menjadi seorang AI pertarung dan menyerang apapun di sekelilingnya. Meskipun dia bilang itu adalah sebuah eror, Momonga yakin jika dia sengaja melakukannya.
“Luci?Fer-san, jika sesuatu seperti itu terjadi hari ini, dari semua hari, aku akan benar – benar marah padamu….”
Momonga dengan hati – hati menyentuh pintu— tapi kekhawatirannya tak terjadi. Sesuai dengan kemegahannya, pintu itu perlahan terbuka secara otomatis.
Atmosfernya tiba – tiba berubah.
Suasana yang sampai sekarang menyerupai sebuah kuil yang dipenuhi ketenangan dan kekhidmatan, tapi apa yang ada di depannya melebihi itu semua. Hal ini seakan perubahan suasana itu telah mempengaruhi dirinya.
Interior yang sangat besar, sebuah ruangan luas yang bahkan mampu menampung ratusan orang di dalamnya, langit – langitnya sangat tinggi sehingga membuatmu harus mendongak penuh hanya untuk melihatnya. Dinding berwarna putih, yang dihiasi berbagai hiasan emas. Tergantung di atas langit – langit, barisan kandelar mewah yang terbuat dari permata berwarna pelangi memberikan kilauan fantasi. Dari langit – langit sampai ke lantai, total empat puluh satu spanduk raksasa dengan pola yang berbeda menghiasi dinding.
Terdapat sepuluh anak tangga di daerah terdalam dari ruangan, dilapisi emas dan perak, dan di atasnya berdiri sebuah singgasana megah yang tampak seolah – olah dipotong dari sebuah kristal raksasa. Pada dinding di belakangnya terdapat sebuah spanduk besar berwarna merah gelap dengan lambang guild di dalamnya.
Ini adalah tempat terdalam dan terpenting dari “Great Underground Tomb of Nazarick” — Ruangan Singgasana.
“Ooh……”
Bahkan Momonga berdecak kagum akan besarnya ruangan ini. Dia yakin jika dilihat dari skalanya tempat ini menduduki peringkat pertama atau paling tidak peringkat kedua di Yggdrasil.
Ruangan ini adalah tempat sempurna untuk menghadapi saat – saat terakhir.
Momonga melangkah ke dalam, saking besarnya dia merasa jika ruangan ini akan menelan setiap langkah kaki yang dia keluarkan, lalu pandangan matanya melihat NPC wanita yang berdiri di samping kursi singgasana.
Mengenakan gaun putih murni, wajahnya sangat cantik bagaikan seorang dewi. Kontras dengan pakaiannya dia mempunyai rambut hitam pekat berkilauan yang mengalir sampai ke pinggulnya.
Meskipun iris vertical berwarna emasnya memberikan kesan yang aneh, dia tetaplah perwujudan dari kesempurnaan. Di kiri dan kanan pelipisnya terdapat dua tanduk tebal yang melengkung, lalu di pinggangnya terdapat sayap malaikat jatuh berwarna hitam. Mungkin karena bayangan dari tanduknya, senyum cantik dewi itu tampak seperti sebuah topeng yang menyembunyikan jati dirinya yang sesungguhnya.
Dia memakai sebuah kalung emas berbentuk jaring laba – laba yang menutupi pundak dan dadanya. Pada sepasang sarung tangan yang terbuat dari sutra, tangan rampingnya memegang sebuah benda aneh seperti tongkat. Mempunyai panjang 45 cm, di ujungnya, terdapat sebuah bola hitam yang mengambang di udara.
Overlord_v01_009a+copyrs.Momonga belum melupakannya.
Namanya adalah Albedo, Pemimpin dari semua Penjaga Lantai yang menjaga “Great Underground Tomb of Nazarick”. Dia adalah NPC yang mengawasi Ke-Tujuh Penjaga Lantai, dan hal ini berarti dia mempunyai peringkat tertinggi di atas semua NPC yang ada di “Great Underground Tomb of Nazarick”. Karena alasan ini pula dia diizinkan untuk berdiri di ruang singgasana.
Momonga melihat ke arah Albedo dengan pandangan tajam dan bergumam:
“Aku tahu dia sudah mempunyai sebuah World class item sebelumnya, tapi bagaimana dia bisa memiliki dua sekarang?”
Di dalam Yggdrasil, hanya terdapat 200 World class item.
Masing – masing dari mereka memiliki kemampuan unik tersendiri, dan beberapa diantaranya sangat kuat hingga bisa menghancurkan keseimbangan game. Tentu saja, tidak semua World class item mempunyai kemampuan tersebut.
Meskipun begitu, jika seorang pemain berhasil mendapatkan sebuah World class item, reputasinya di Yggdrasil akan melompat ke level tertinggi.
Ainz Ooal Gown memiliki sebelas item kelas ini, dan itu juga membuat mereka menjadi guild yang memiliki item paling legendaris. Dibandingkan guild lainnya terdapat sedikit kesenjangan, karena guild lain setelah mereka hanya memiliki tiga.
Dengan persetujuan anggota guildnya, Momonga bisa memiliki salah satu dari ultimate item tersebut. Sisanya tersebar di dalam Nazarick, kebanyakan dari mereka tertidur jauh di dalam ruangan harta di bawah perlindungan avatar – avatar.
Hanya terdapat satu penjelasan mengapa Albedo bisa memegang harta rahasia itu tanpa Momonga ketahui. Item itu telah diberikan oleh anggota guild yang menciptakannya.
Ainz Ooal Gown adalah sebuah guild yang mementingkan suara mayoritas. Dilarang bagi satu orang untuk memberikan item berharga yang telah dikumpulkan semua anggota kepada orang yang diinginkannya.
Seiring dengan sedikit ketidaksenangan, Momonga berpikir untuk mengambilnya kembali.
Tapi hari ini adalah hari terakhir, dan setelah memperhitungkan jika Albedo selalu dianggap berharga oleh teman – temannya, dia memutuskan untuk menghiraukan masalah ini.
“Berhenti di sana.”
Setelah tiba di tangga yang menuju singgasana, Momonga dengan tegas memerintahkan Sebastian dan para Pleiades untuk berhenti mengikutinya.
Begitu mulai naik beberapa langkah, dia menyadari beberapa langkah masih tetap mengikuti di belakangnya. Momonga tak bisa melakukan apapun kecuali tersenyum masam— tentu saja, ekspresi pada tengkoraknya tidak berubah sama sekali.
NPCs tidak mengerti perintah apapun di luar program mereka. Kamu harus menggunakan kata yang spesifik untuk membuat mereka menerima perintah. Lupa akan hal ini, Momonga sadar jika dia tidak pernah lagi memerintahkan NPC dalam waktu yang lama.
Setelah anggota guildnya pergi, Momonga berburu sendiri dan mengumpulkan dana untuk mempertahankan Nazarick. Dia tidak membangun persahabatan dengan pemain lain, dan mengabaikan mereka. Dia juga menghindari area berbahaya yang dulu sering dilalui anggota guild.
Hari demi hari, dia terus mengumpulkan uang dan memasukkannya ke dalam peti harta sampai dia log out. Hampir tak ada kontak dengan NPC sama sekali.
“— Standby.”
Langkah kaki itu berhenti.
Setelah Momonga memberikan perintah yang benar, dia menaiki tangga terakhir di depan singgasana.
Momonga menatap Albedo yang berdiri di sampingnya. Dia jarang mengunjungi ruangan ini di masa lalu, karenanya dia tidak pernah memberikan perhatian khusus kepada NPC ini sebelumnya.
“Aku penasaran pengaturan macam apa yang dia punya.”
Satu – satunya hal yang Momonga ingat tentang Albedo adalah perannya sebagai pemimpin Para Penjaga Lantai dan dia adalah NPC peringkat tertinggi di “Great Underground Tomb of Nazarick”.
Dipenuhi rasa penasaran, Momonga mengoperasikan konsolnya dan meneliti pengaturan detail Albedo.
Kumpulan barisan teks membanjiri penglihatannya. Panjangnya setara dengan sebuah sajak kepahlawanan. Tampaknya jika membaca ini semua, tanpa sadar akan membawanya melewati waktu penutupan server.
Dengan perasaan jika dirinya telah menginjak sebuah ranjau, wajah tak bergerak Momonga mulai bergetar.
Jauh di dalam hatinya, dia ingin melupakan jika seseorang yang mendesain Albedo adalah seseorang yang sangat teliti.
Tapi karena sudah terlanjur membacanya, dia memutuskan untuk melihatnya sampai akhir. Tanpa memperhatikan konten yang sebenarnya, dia menelusuri kumpulan teks itu dalam sekejab.
Sehabis melewati semua teks panjang, Momonga akhirnya sampai ke bagian terakhir dari pengaturannya. Tapi setelah membaca apa yang tertulis, otaknya tiba – tiba berhenti berpikir.
[Dia juga seorang nympho.]
Dia kehilangan kata – kata.
“… Huh? Apa – apaan ini?!”
Momonga hanya bisa berteriak. Merasa ragu, dia kembali membacanya beberapa kali, tapi kalimat yang sama tetap tertulis di sana. Bahkan setelah beberapa saat merenungkan hal ini, dia tidak bisa memikirkan penafsiran lainnya.
“Seorang nympho… Berarti dia memiliki hasrat seksual yang berlebihan?”
Masing – masing dari ke-empat puluh satu anggota guild bertanggung jawab setidaknya mengatur satu NPC..
Apakah mungkin salah satu dari mereka memutuskan membuat pengaturan seperti itu pada NPC mereka sendiri? Momonga bingung. Mungkin dia akan mengetahui maksud yang lain jika dia membaca keseluruhan teks dengan seksama.
Tapi diantara anggota guildnya, memang terdapat orang – orang yang akan datang dengan pengaturan – pengaturan yang aneh. Salah satunya adalah ‘Tabula Smaragdina’, pencipta dari Albedo.
“Ah, dia memang tergila – gila akan karakter yang bertolak belakang bukan? Tapi meskipun begitu…..”
—Tapi meskipun begitu, bukankah ini terlalu berlebihan?
Setiap NPC yang dibuat oleh guild merupakan bagian dari warisan guild. Momonga merasa kecewa tentang Albedo, seorang NPC peringkat tertinggi, namun memiliki pengaturan seperti itu.
“Hmm…”
Apakah tidak apa – apa baginya untuk memodifikasi NPC yang telah anggota guild lainnya ciptakan? Setelah memberikan beberapa pemikiran, Momonga akhirnya mengambil keputusan.
“Mari merubahnya.”
Saat ini dia memiliki senjata guild di tangannya, dia benar – benar seorang guildmaster. Seharusnya tak menjadi masalah baginya untuk menggunakan hak istimewanya. Keragu – raguan Momonga lenyap dengan logika tak masuk akalnya jika dia harus memperbaiki kesalahan dari anggota guildnya.
Momonga mengulurkan tangan yang memegang staff. Normalnya dia harus menggunakan alat editing untuk merubah sebuah pengaturan, tapi karena saat ini dia menggunakan hak guildmasternya, dia bisa mengakses pengaturan secara langsung. Mengoperasikan konsolnya, dan menghapus kalimat itu dengan segera.
“Itu lebih baik untuk saat ini.”
Ketika melihat ruang kosong pada pengaturan Albedo, Momonga berpikir sejenak.
— Mungkin aku harus memasukkan sesuatu ke dalamnya…
“Tidak, itu hanyalah pemikiran konyol.”
Menertawakan ide yang tiba – tiba muncul di kepalanya, dia mengetik menggunakan konsol keypad. Apa yang ditulisnya hanyalah satu kalimat:
[Dia juga jatuh cinta pada Momonga.]
“Wow, ini sangat memalukan.”
Menyembunyikan wajahnya dengan tangan, Momonga merasa sangat malu terhadap tindakannya. Rasanya seperti sedang memprogram pacar idealnya lengkap dengan sebuah plot cinta. Meskipun dia ingin kembali mengubahnya, dia memutuskan untuk membiarkan hal itu. Hari ini game akan berakhir dan perasaan malu itu juga akan ikut menghilang. Pada akhirnya, bagian yang dia hapus dan tambahkan mempunyai panjang yang sama. Jika dia membiarkan beberapa bagian kosong, Momonga akan merasa bersalah tentang hal itu.
Duduk di atas singgasana, ditemani perasaan malu dan sedikit puas, Momonga melihat sekeliling ruangan dan menyadari jika Sebastian dan para maid berdiri tak bergerak. Meskipun mereka berada di tempat yang sama, hal ini masih terasa sedikit sepi.
—Aku pikir perintahnya adalah seperti ini.
Momonga mengingat perintah yang pernah dia gunakan di masa lalu. Dia mengulurkan tangannya dan perlahan bergerak ke bawah.
“Berlututlah.”
Albedo, Sebastian dan Para Pleiades berlutut bersamaan.
Semuanya sudah diatur.
Momonga mengangkat tangan kirinya dan melihat jam hologram.
23:55:48
Tepat waktu untuk saat – saat terakhir.
Mungkin GM sudah mulai penyiaran dan menembakkan kembang api di luar sana. Tapi duduk di dalam sini untuk mengenang, benar – benar terisolasi dari dunia luar, Momonga tidak memiliki cara untuk mengetahuinya.
Momonga bersandar pada singgasana dan perlahan melihat ke atas langit – langit.
Mengingat ini adalah basis legendaris yang telah menghancurkan kekuatan ekspedisi besar di masa lalu, Momonga berpikir mungkin akan ada beberapa pemain yang ingin mencoba menyerang Nazarick di hari terakhir.
Dia sedang menunggu. Untuk menerima tantangan terakhir sebagai guildmaster.
Walaupun dia telah mengirim email kepada teman – teman lamanya, hampir tak ada satu pun yang datang.
Dia sedang menunggu. Menyambut teman – temannya untuk terakhir kalinya sebagai guildmaster.
Namun sekarang kita hanyalah peninggalan di masa lalu…
Momonga berpikir dalam hati.
Guild ini sekarang seperti cangkang yang kosong, tapi dia tetap memiliki waktu – waktu yang menyenangkan selama ini.
Matanya menatap spanduk besar yang tergantung di dekat langit – langit. Totalnya berjumlah empat puluh satu. Satu spanduk untuk setiap anggota guild, masing – masing memiliki desain tersendiri. Momonga mengangkat jari tanpa dagingnya dan menunjuk salah satu spanduk.
“Aku.”
Lalu dia menggerakkan jarinya ke arah spanduk di sebelahnya. Yang itu milik salah satu pemain terkuat di Ainz—, tidak salah satu pemain terkuat di Yggdrasil. Pendiri guild yang juga menjadi bagian dari “First Nine”.
“Touch Me.”
Selanjutnya dia menunjuk spanduk dari seorang professor di dunia nyata, dan juga pemain tertua di Ainz Ooal Gown.
“Shi-juuten Suzaku.”
Jarinya bergerak cepat dan lebih cepat, menunjuk salah satu dari tiga anggota perempuan di Ainz Ooal Gown.
“Azuki Mochi.”
Momonga dengan lancar menyebutkan nama dari setiap pemilik spanduk.
“Meromero, Perorontino, Simmering Teapot, Tabula Smaragdina, Takemikazuchi, Variable Talisman, Genjiro—”
Mengingat ke-empat puluh temannya bukanlah hal yang sulit bagi Momonga.
Nama – nama dari sahabatnya masih tercetak jelas di benaknya.
Momonga dengan lelah kembali bersandar pada singgasana.
“Yeah, itu benar – benar menyenangkan …”
Di atas biaya bulanan, Momonga menghabiskan hampir sepertiga gaji bulanannya untuk pembelian tunai. Ini tidak seperti penghasilannya sangatlah tinggi, hanya saja dia tidak memiliki keperluan lain, jadi sebagian besar uangnya dihabiskan untuk Yggdrasil.
Game ini mempunyai sistem dimana pemain yang dapat membayar biaya untuk berpartisipasi dalam lotre bisa memenangkan sebuah item langka, dan Momonga menghabiskan sebagian besar uangnya untuk itu. Setelah mengeluarkan banyak uang, dia bisa mendapatkan berbagai macam item langka. Tapi setelah mendengar salah satu anggota guildnya bisa menang lotre hanya dengan menggunakan uang makan siangnya saja, Momonga dipenuhi rasa iri.
Karena setiap anggota dari Ainz Ooal Gown adalah seseorang yang aktif dalam komunitas, semuanya telah menghabiskan banyak uang untuk pembelian tunai, tapi Momonga berada di tingkatan yang berbeda.
Dia sangat kecanduan pada Yggdrasil. Pergi berpetualang memang sangat menarik, namun berkeliaran bebas bersama teman – temannya jauh lebih menyenangkan lagi.
Bagi Momonga yang tidak mempunyai tempat ataupun keluarga yang tersisa di dunia nyata, hanya kenangan yang dia habiskan bersama teman – temannya di Ainz Ooal Gown yang dia punya.
Hari ini, guild itu akan menghilang.
Dengan hati yang dipenuhi rasa cemas dan penyesalan, dia mengepalkan tangannya yang memegang staff. Momonga hanyalah manusia normal, dia tidak memiliki kekuatan finansial ataupun koneksi yang dapat merubah fakta ini. Dia hanya bisa menunggu dalam diam sampai semua pemain dikeluarkan dari server.
Jam hologram menunjukkan pukul 23:57. Dan server akan ditutup pukul 0:00.
Waktu hampir habis, dunia virtual ini akan berakhir dan aku akan kembali ke kehidupan sehari – hariku.
Hal ini sudah jelas. Manusia tidak bisa hidup di dunia maya, sehingga semua orang harus meninggalkannya cepat atau lambat.
Besok aku harus bangun jam 4 pagi. Aku harus pergi tidur secepatnya setelah server ditutup, sehingga hal itu tak menggangu pekerjaanku besok.
23:59:35,
36,
37…
Momonga pelahan menghitung detik.
23:59:48,
49,
50…
Momonga menutup matanya.
23:59:58,
59—
Dengan menghitung detik – detik yang tersisa, dia menunggu akhir dari dunia virtual ini—
Dan akhirnya dipaksa logout—
0:00:00…
0:00:01,
0:00:02,
0:00:03…
“…Huh?”
Momonga membuka matanya.
Dia tidak kembali ke kamarnya. Dia masih duduk di Ruangan Singgasana di Yggdrasil.
“Apa yang terjadi?”
Waktunya sudah benar. Saat ini dia seharusnya dipaksa log out karena server ditutup.
0:00:38
Ini sudah melewati waktu yang diumumkan, kecuali terdapat kesalahan sistem, tidak mungkin dia salah.
Momonga dengan bingung melihat sekeliling, mencari penjelasan.
“Apakah mereka menunda penutupannya? Atau mereka memutuskan untuk mengganti waktu penutupan karena mereka tidak bisa mematikan server?”
Berbagai penjelasan datang ke dalam pikirannya, tapi tidak satupun tampak sebagai jawaban yang benar.
Penjelasan yang paling masuk akal adalah penutupan server ditunda karena ada kesalahan sistem.
Jika itu yang terjadi, GM seharusnya sudah membuat pengumuman sekarang. Momonga buru – buru mencari berita di chat channel—— tapi dia tiba – tiba berhenti.
Tak ada konsol yang muncul.
“Apa yang…?”
Meskipun Momonga merasa cemas dan bingung, dia juga sedikit terkejut dengan ketenangannya dalam menghadapi keadaan ini. Dia mencoba semua fungsi yang ada di game: Forced System Access, Chat, Pemanggilan GM, Log Out dan sebagainya—
Tak ada satupun yang bekerja, rasanya seolah – olah dia sepenuhnya dihapus dari sistem.
“…APA YANG TERJADI DI SINI?!”
Teriakan marahnya menggema di ruangan itu kemudian memudar.
Untuk hal – hal seperti ini terjadi di hari terakhir, ketika semua seharusnya berakhir… Apakah para developer sebenarnya menipu semua orang?
Suara Momonga dipenuhi kemarahan dan dia merasa frustasi karena tidak bisa bertemu akhir yang mulia.
Biasanya, seharusnya tidak ada yang menanggapi kemarahannya.
Namun…
“Apakah semuanya baik – baik saja, Momonga-sama?”
Ini adalah pertama kalinya bagi Momonga mendengar suara manis itu.
Meskipun terkejut, Momonga mulai mencari sumber dari suara itu. Ketika telah menemukannya, dia kehilangan kata – kata.
Tanggapan itu datang dari seorang NPC— Itu adalah Albedo.

Translator : Erytrhina . Source : Oriontranslations

0 comments:

Post a Comment